Di
Tahun
Iman
ini,
kita
diajak
untuk
mendalami
secara
khusus
dua
kekayaan
ajaran
Gereja,
yaitu
Dokumen
Konsili
Vatikan
II
dan
Katekismus
Gereja
Katolik.
Pembahasan
mengenai
ajaran
Konsili
Vatikan
II
telah
dipaparkan
dalam
2
posting
sebelumnya.
Melanjutkan
pembahasan
mengenai
Konsili
Vatikan
II,
dalam
posting
ini
akan
diperkenalkan
sedikit
tentang
Katekismus
Gereja
Katolik.
Makanan
atau
barang
apakah
katekismus
itu?
Mari
kita
mulai
mengenalnya.
Bersama
dengan
katekismus,
ada
beberapa
kata
yang
mempunyai
hubungan
satu
sama
lain,
yaitu
katekese,
katekis,
dan
katekumen.
Katekismus merupakan ringkasan ajaran-ajaran yang secara tradisional digunakan dalam pengajaran religius Gereja dari zaman Perjanjian Baru sampai masa kini. Katekismus ini dimaksudkan untuk menyajikan pengajaran Gereja Katolik secara penuh dan lengkap, sehingga melaluinya orang dapat mengetahui apa yang menjadi kepercayaan, perayaan, kehidupan dan doa Gereja. Katekismus biasanya mengambil bentuk tanya jawab yang juga dipakai untuk kepentingan sehari-hari.
Katekismus tidak dapat dilepaskan dari katekese. Paus Yohanes Paulus II menyampaikan pengertian mengenai katekese dalam Anjuran Apostolik Catechesi tradendae, “Katekese adalah proses pendidikan iman kepada anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang melibatkan ajaran iman Kristiani secara lengkap yang tersusun dalam sebuah cara yang sistematik dan tertata rapi dengan tujuan untuk mengajak para pendengar masuk dalam kepenuhan hidup Kristiani.”
Katekis adalah orang-orang yang menjalankan kegiatan katekese atau orang yang mengajar ajaran iman. Dalam Gereja Katolik, orang ini biasanya adalah guru agama, pastor, awam yang sudah memiliki hak mengajar, atau suster, bruder, diakon, bahkan rubiah. Katekis yang pertama dan utama bagi anak-anak adalah orangtua dan umat beriman setempat. Merekalah yang bertanggungjawab terhadap iman anak-anak.
Istilah yang terakhir adalah katekumen. Katekumen adalah orang-orang yang menerima pengajaran dalam proses katekese. Sekarang, istilah katekumen seringkali dipersempit maknanya dan hanya dipakai untuk menyebut orang yang sedang mengikuti pelajaran agama dalam rangka Sakramen Baptis.
Katekismus pertama yang pernah dikeluarkan oleh Gereja Katolik adalah Katekismus Romawi atau Katekismus Konsili Trente atau Katekismus Pius V. Katekismus ini dikeluarkan pada tahun 1566 di bawah kendali Konsili Trente. Katekismus ini tidak ditujukan bagi kaum awam, tetapi sebagai sumber referensi umum bagi para imam dan uskup. Katekismus ini digunakan selama kurang lebih empat ratus tiga puluh tahun sampai dikeluarkan katekismus baru yang dikeluarkan pada tahun 1992 dalam masa jabatan Paus Yohanes Paulus II. Selain dua katekismus itu, ada beberapa katekismus lain yang pernah diterbitkan dalam lingkungan Gereja Katolik.
Katekismus Gereja Katolik mulai disusun tahun 1986, dan selesai tahun 1992 bertepatan dengan tahun ke- 30 penyelenggaraan Konsili Vatikan II. Katekismus Gereja Katolik adalah dokumen Gereja yang memuat sistematika pengajaran dari Kitab Suci, Tradisi Gereja yang hidup, dan Magisterium yang otentik, dan juga peninggalan harta rohani dari para Bapa Gereja, Guru Besar, Doktor, Pujangga Gereja dan Orang-orang Kudus, untuk memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang misteri Kristiani dan penghidupan kembali iman Gereja. Katekismus yang baru ini bersifat pastoral ini. Maksudnya, katekismus yang baru ini disajikan dengan cara yang lebih sesuai bagi orang-orang jaman sekarang.
Keputusan untuk menerbitkan katekismus baru diambil oleh Paus Yohanes Paulus II dalam Sinode Para Uskup pada tanggal 25 Januari 1985 untuk memperingati 20 tahun ditutupnya Konsili Vatikan II. Pada tahun 1986, Paus menetapkan sebuah komisi yang terdiri dari 12 uskup dan kardinal yang bertanggungjawab atas pekerjaan tersebut. Komisi itu didampingi oleh tujuh anggota komite termasuk para uskup diosesan serta para ahli di bidang katekese dan teologi. Teks katekismus baru itu disetujui oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Juni 1992 dan dipromulgasikan (diterbitkan dan ditetapkan secara resmi) pada tanggal 11 Oktober 1992, pada peringatan 30 tahun pembukaan Konsili Vatikan II, melalui Konstitusi Apostolik Fidei depositum. Katekismus baru itu pertama kali diterbitkan dalam bahasa Perancis pada tahun 1992 yang kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Pada tanggal 15 Agustus 1997, Paus Yohanes Paulus II mempromulgasikan edisi bahasa Latin melalui Surat Apostolik Laetamur Magnopere. Teks dalam bahasa Latin ini, yang kemudian menjadi teks referensi utama yang resmi (editio typica), merevisi isi yang diungkapkan oleh teks dalam bahasa Perancis dalam beberapa sudut pandang. Salah satu perubahan yang dimaksud tertuang dalam pandangan Paus Yohanes Paulus II tentang hukuman mati dalam Ensiklik Evangelium Vitae yang diterbitkan pada tahun 1995. Konsekuensinya, terjemahan yang dilakukan sebelum tahun 1997 harus direvisi dan diterbitkan kembali sebagai “edisi kedua”.
Di Indonesia, Katekismus Gereja Katolik sering dijadikan sumber referensi dengan singkatan KGK. Jadi, kalau kamu menemukan keterangan seperti “KGK 2901”, itu artinya adalah ajaran tersebut mengacu pada Katekismus Gereja Katolik nomor 2901. Katekismus Gereja Katolik disusun dalam empat bagian utama: 1) Pengakuan Iman (Syahadat Para Rasul); 2) Perayaan Misteri Kristus (Liturgi Suci, terutama sakramen-sakramen); 3) Hidup dalam Kristus (termasuk Sepuluh Perintah Allah menurut teologi Gereja Katolik); dan 4) Doa-doa Kristiani (termasuk Doa Bapa Kami). Struktur ini sering disebut sebagai Empat Pilar Iman. Isi katekismus ini sarat dengan referensi pada sumber-sumber ajaran, yaitu Kitab Suci, Ajaran Para Bapa Gereja, Konsili-konsili Ekumenis, dan pernyataan otoritas Gereja, terutama yang dikeluarkan oleh para paus.
Terbitnya katekismus baru ini telah memancing kemunculan beberapa peristiwa. Kompendium Katekismus Gereja Katolik diterbitkan pada tahun 2005. Ini adalah versi ringkas dari Katekismus Gereja Katolik yang bersifat lebih dialogis. Pada website resmi Vatikan, teks ini tersedia dalam beberapa bahasa, bahkan sampai 12 bahasa. Baru-baru ini, muncullah YouCat, sebuah katekismus populer bagi kaum muda yang berdasar pada Katekismus Gereja Katolik dan Kompendium Katekismus Gereja Katolik yang dirilis pada tahun 2011. Beberapa kritik dilontarkan terhadap ajaran mengenai status agama non Katolik, homoseksualitas, kontrasepsi, euthanasia, evolusi, dan Kitab Suci yang bersumber dari ajaran Katolik tradisional.
Kaum muda di manapun berada, marilah mulai mengenal kekayaan ajaran iman kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar