Kamis, 16 April 2015

Buku Perdana Kolaborasi Warga Ruang Podjok

Bulan-bulan ini, warga Ruang Podjok Agama Katolik SMK Negeri 3 Surakarta menerima kado istimewa. Bukan uang, bukan perhiasan, apalagi batu akik yang sekarang sedang ngetren. Kado istimewa yang diterima adalah sebuah buku. Mengapa buku ini menjadi istimewa? Karena buku ini adalah hasil kolaborasi Penjaga Podjok dengan sebagian warga Ruang Podjok.
Buku ini berawal dari sepenggal kisah yang terjadi kira-kira dua tahun yang lalu. Saat itu, Penjaga Podjok mendapat inspirasi yang muncul menjelang Ujian Praktek Pendidikan Agama Katolik tahun 2013. Saat itu, terbersit sebuah ide untuk membuka peti depositum fidei (harta kekayaan iman) Gereja Katolik. Kebetulan, saat itu juga baru dicanangkan Tahun Iman oleh Paus (sekarang Paus Emeritus) Benediktus XVI. Jadi cocok. Ide yang muncul saat itu adalah menantang siswa-siswi untuk mengungkap kembali pengetahuan iman mereka tentang Gereja Katolik. Saat itu, idenya masih sangat sederhana sehingga yang diungkapkan oleh siswa-siswi saat itu adalah materi-materi yang sudah pernah mereka pelajari. Memang ada beberapa yang kemudian berani mengangkat materi yang baru. Oleh karena itu, sangat patut diacungi jempol untuk siswa-siswi yang berani keluar dari zona nyamannya ini. Untuk kisah ini, para pembaca bisa menengok ke posting berikut: UjianPraktek Agama: Belajar Berani dan Berani Belajar Mengungkapkan Iman”
Setelah Ujian tahun 2013 itu, gagasan untuk membuka peti depositum fidei menjadi semakin liar. Penjaga Podjok ingin semakin menantang anak-anaknya untuk semakin berani masuk ke dalam peti depositum fidei itu dan menemukan hal-hal berharga. Akhirnya, muncullah gagasan untuk membahas tema yang sama sekali baru dan tampaknya belum banyak dibahas dalam kehidupan iman umat, yaitu “Orang-orang Kudus dari Kaum Awam.” Untuk merealisasikan ide ini, Penjaga Podjok terlebih dulu harus melakukan riset untuk menentukan nama-nama orang-orang yang bisa dibahas para siswa. Sekian banyak penelusuran dibuat. Akhirnya ditemukanlah beberapa puluh nama yang kiranya dapat dibahas dalam Ujian Praktek tahun berikutnya. Gagasan terus bergulir, membesar, dan matang.
Ketika tiba masa untuk mempersiapkan Ujian Praktek tahun 2014, gagasan itupun digulirkan. Para siswa mengambil undian untuk menentukan nama dari orang yang akan dibuat biografinya. Saat itu, ada beragam tanggapan dari para siswa: ada yang bingung, ada yang antusias, ada yang mengeluh. Ya wajarlah. Terhadap sebuah perubahan, reaksi spontan manusia adalah defensif. Namun, mau tidak mau  ya harus mau karena Ujian Praktek adalah salah satu syarat kelulusan. Dari waktu ke waktu, para siswa mengerjakan tugas tersebut. Mereka menelusuri berbagai kisah orang yang menjadi bagian mereka. Ada berbagai kesan yang muncul selama mereka mendalami kisah orang-orang kudus tersebut. Dengan bimbingan Penjaga Podjok, mereka menyusun sebuah teks yang dapat disajikan dalam presentasi Ujian Praktek.
Pasca Ujian Praktek selesai, tiba-tiba muncullah ide untuk mengumpulkan teks-teks yang terserak itu dalam satu kompilasi. Penjaga Podjok pun mulai mengumpulkan, menambah, memperkaya, dan mengomposisi teks yang berisi kisah orang-orang kudus dari kaum awam. Kira-kira bulan Mei 2014, Penjaga Podjok mengirimkan naskah tersebut kepada Penerbit Kanisius dengan harapan tulisan sederhana itu bisa diterbitkan dan bermanfaat bagi khalayak luas. Beberapa waktu ditunggu, akhirnya keputusan untuk terbit pun datang. Terima kasih kepada Penerbit Kanisius yang telah membuat tulisan sederhana ini dapat beredar untuk semakin banyak orang.   
Ingin tahu tentang bagaimana proses pengangkatan sebagai orang kudus? Ingin tahu berapa banyak awam yang sudah diproses menjadi orang kudus? Buku ini kiranya dapat memberikan gambaran awal tentang orang-orang kudus dari kaum awam. Ada berbagai kisah yang terungkap di dalamnya. Ada orang kudus yang dulunya adalah seorang budak. Ada orang kudus yang dulunya adalah seorang pemuja setan. Ada orang kudus yang bekerja sebagai ahli ekonomi dan sebagainya. Kisah-kisah para awam kudus itu membuat kita semakin diteguhkan bahwa siapapun dalam Gereja Katolik bisa memeluk hidup baik nan suci. Dengan demikian, nyatalah yang diamanatkan oleh Konsili Vatikan II melalui dokumen Lumen Gentium tentang Panggilan untuk Menjadi Kudus (LG 40) berikut ini:

“Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih. Dengan kesucian itu juga dalam masyarakat di dunia ini cara hidup menjadi lebih manusiawi. Untuk memperoleh kesempurnaan itu hendaklah kaum beriman mengerahkan tenaga yang mereka terima menurut ukuran yang dikurniakan oleh Kristus, supaya dengan mengikuti jejak-Nya dan menyerupai citra-Nya, dengan melaksanakan kehendak Bapa dalam segalanya, mereka dengan segenap jiwa membaktikan diri kepada kemuliaan Allah dan pengabdian terhadap sesama. Begitulah kesucian Umat Allah akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah, seperti dalam sejarah Gereja telah terbukti dengan cemerlang melalui hidup sekian banyak orang kudus.”

Oleh karena itu, ambil dan bacalah buku ini! Informasi tentang buku ini dapat dilihat dalam tautan berikut: Sumber Tak Pernah Mengering. Para pembaca sekalian bisa belajar untuk menjalani hidup yang baik. Semua ini kita lakukan demi kemuliaan Allah karena kemuliaan Allah tampak dalam hidup manusia seperti yang dikatakan oleh Santo Irenius.