Selasa, 19 Maret 2013

Ujian Praktek Agama: Belajar Berani dan Berani Belajar Mengungkapkan Iman

Jumat, 15 Maret 2013, merupakan hari terakhir Ujian Praktek Pendidikan Agama Katolik. Ujian Praktek kali ini merupakan rintisan cara ujian yang baru. Tidak seperti tahun kemarin, ujian praktek tahun ini memerlukan keberanian yang cukup. Berani untuk apa? Berani untuk mengungkapkan apa yang diimani selama ini.

Sebagai orang Katolik, kita kadangkala hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh bapak ibu prodiakon, dihomilikan oleh romo imam pastor, dan diajarkan oleh guru agama. Iman Katolik sampai pada taraf itu hanyalah iman yang menerima, tanpa ada keinginan untuk mencari. Dalam ujian praktek kali ini, yang ingin dicapai adalah iman yang dewasa, iman yang mencari, iman yang mempertanyakan, dan kemudian iman yang diungkapkan kepada orang lain.

Ujian praktek tahun ini sudah disiapkan cukup lama. Sudah sejak menjelang akhir semester gasal kemarin, anggota Ruang Podjok yang hinggap di kelas XII sudah menerima informasi untuk menyiapkan ujian praktek. Apa yang diujikan? Penjaga Podjok membuat soal semacam ini...

“Kamu diminta untuk memberikan materi dalam salah satu sesi pengajaran iman di tingkat paroki. Tema yang diambil bebas. Silakan mempraktekkan cara penyampaian pengajaran iman tersebut melalui media dan sarana yang berupa: a) Panduan makalah ukuran kertas F4 sebanyak 5-10 halaman; b) Slideshow presentasi dengan teks dan gambar pendukung pengajaran iman; dan c) Media lain – film, musik, atau gambar – yang mendukung pengajaran iman (jika diperlukan)”

Di balik soal itu, ada kompetensi yang diuji, yaitu: 1) Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur tertinggi dari imannya; 2) Mengenal dan memahami tugas Gereja yang  mewartakan  (Kerygma) sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut sesuai dengan kedudukan dan peranannya.

Sebagai indikator bahwa para anggota Ruang Podjok menguasai dua kompetensi di atas adalah bahwa siswa dapat 1) menguraikan jenis-jenis tradisi dalam Gereja Katolik; 2) menjelaskan berbagai cara untuk mewartakan  Injil sesuai dengan peran masing-masing umat beriman; dan 3) mempraktekkan cara pewartaan sesuai dengan peran umat beriman

Tantangan ini dijawab oleh para anggota Ruang Podjok dengan sangat baik. Kurnia Suliestiyani Putri (XII AK 1) memberikan pengajaran dengan judul “Santa Perawan Maria.” Anastasia Bethi Candrarini (XII AP 1) menampilkan pewartaan seputar “Tiga Masyarakat Gerejawi.” Sementara itu, Giyana Margiyanti dan Rikha Saputri (XII PM 1) mengetengahkan pemaparan dengan judul “Masa Prapaska” dan “Menyiapkan Hidup Berkeluarga.”

Terima kasih kepada anggota Ruang Podjok yang telah berusaha menampilkan pengajaran iman. Dengan demkian, kalian telah belajar untuk berani mengungkapkan iman. Semoga ke depan, keberanian itu semakin bertambah. Selanjutnya, kita berdoa agar mereka yang duduk di kelas XII bisa menempuh semua ujian yang harus dilalui dengan baik sehingga dapat menjadi modal menyongsong masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar