Rabu, 16 September 2015

Menyamakan Persepsi dan Menimba Kekuatan Rohani untuk Memulai Dinamika Baru

"We keep moving forward, opening new doors, and doing new things, because we're curious and curiosity keeps leading us down new paths."

- Walt Disney, animator (1901-1966) -

Secara efektif pembelajaran di SMK Negeri 3 Surakarta baru dimulai pada bulan Agustus 2015 karena bulan Juli masih dipenuhi dengan agenda awal tahun yang seringkali membuat pembelajaran tidak begitu berjalan dengan baik. Sesuai keputusan Rapat Kesiswaan yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2015, ditetapkan bahwa mulai 1 Agustus 2015 kegiatan kesiswaan di SMK Negeri 3 Surakarta berjalan secara normal. Ruang Podjok pun juga mengikuti keputusan itu dengan memulai dinamika yang baru untuk setahun ini. 
Mengawali pelaksanaan kegiatan kesiswaan di tahun pelajaran yang baru ini, Penjaga Podjok menyusun sebuah rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 tahun. Rancangan kegiatan selama 1 tahun itu dituangkan dalam profil singkat yang diberi judul “Sekilas Kerohanian Katolik SMK Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2015-2016.” Profil singkat ini memuat berbagai hal yang bisa disampaikan untuk memberi gambaran tentang rencana kegiatan yang akan diselenggarakan selama setahun ini. Setelah jadi, profil singkat itu pun dipaparkan kepada para anggota Rohkat SMK Negeri 3 Surakarta pada hari Jumat (7/8). Pertemuan Jumat Ganjilan perdana ini ingin memberikan informasi kepada seluruh anggota Rohkat mengenai berbagai kegiatan dan hal-hal yang perlu dipahami bersama. Dalam pertemuan itu, Penjaga Podjok memaparkan beberapa hal penting.
Sebagai informasi, tahun ini Rohkat SMK Negeri 3 Surakarta memiliki 31 anggota yang terdiri dari 14 orang dari kelas X, 10 orang dari kelas XI, dan 7 orang dari kelas XII. Kegiatan Rohkat dikoordinir oleh Cicilya Oni Yosyana Ochtifani, siswi dari Kelas XII Pemasaran 1 dan Anna Niken Kresno Wati, siswi dari kelas XI Administrasi Perkantoran 1. Sejalan dengan visi Keuskupan Agung Semarang, Rohkat SMK Negeri 3 melaksanakan pendampingan serta pembinaan iman dan kerohanian bagi siswa-siswi Katolik SMK Negeri 3 Surakarta. Rohkat SMK Negeri 3 Surakarta telah melakukan berbagai kegiatan. Yang telah dilakukan dalam kegiatan ini adalah pertemuan pada Jumat Ganjil (Jumat 1, 3, dan 5) setiap bulan dan piket kebersihan Ruang Agama setiap hari Jumat. Semua anggota dalam Rohkat SMK Negeri 3 terlibat dalam kepengurusan, baik sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, maupun Seksi-seksi. Tahun ini, ada beberapa seksi: Acara, Kebersihan, Dekorasi, dan Sosial. Dengan pembagian seksi ini, diharapkan ada pembelajaran keterlibatan dalam organisasi bagi setiap siswa Katolik.
Mulai tahun ini, pembinaan dalam Kerohanian Katolik ingin mengajak siswa-siswi Katolik untuk menempa diri dengan semangat “FORWARD.” Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, forward berarti maju. Menjadi generasi FORWARD, siswa-siswi Katolik diajak untuk menghidupi beberapa nilai: faithful, obedient, religious, workmanlike, adaptive, resourceful, dan decisive. Semangat dalam ketujuh nilai itu dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Faithful berarti setia, terutama setia kepada Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang pantas disetiai karena kesetiaan pada apapun di dunia ini menjadi wujud kesetiaan pada Tuhan. 
2) Obedient berarti taat. Ketaatan dapat ditujukan kepada Tuhan, orangtua, aturan, serta hati nurani. Hati nurani merupakan pedoman dalam kehidupan kita. 
3) Religious berarti beriman. Iman bukan sekedar berdoa atau beribadah. Iman lebih pada penghayatan hidup. Sesuatu yang diucapkan dalam doa harus dilakukan dalam kehidupan.
4) Workmanlike berarti cekatan dan trampil. Kerja keras adalah kunci kesuksesan. Kerja keras melatih orang menjadi cekatan dan trampil. Perlu diingat kata-kata berikut, “Bekerjalah sekeras mungkin sampai Tuhan menangis karena melihat kita bekerja keras” (oleh-oleh dari perjalanan ke Kampoeng Kidz, Malang).
5) Adaptive berarti mudah menyesuaikan diri. Adatif bukan berarti plin plan. Prinsip tetap harus dipegang, tetapi pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari perlu disesuaikan dengan keadaan.
6) Resourceful artinya berdaya. Orang yang berdaya bisa memberi kehidupan bagi siapapun di sekitarnya. Sebuah baterai kalau berdaya bisa menghidupkan alat elektronik.
7) Decisive berarti bisa menentukan atau memutuskan. Seseorang harus mampu memutuskan. Tanda kedewasaan diri seseorang adalah bisa atau tidaknya membuat keputusan, terutama untuk diri sendiri. Orang harus menggantungkan hidup pada keputusan diri sendiri. Orang lain bukanlah penentu hidup seseorang. Seseorang harus menjadi pribadi yang mandiri. 
Ketujuh nilai – Faithful, Obedient, Religious, Workmanlike, Adaptive, Resourceful, dan Decisive yang disingkat FORWARD – inilah yang ditawarkan kepada siswa-siswi Katolik untuk dihidupi bersama. Harapannya, siswa-siswi Katolik SMK Negeri 3 Surakarta menjadi generasi muda Katolik yang hidup, beriman mendalam, gembira, serta berani menghidupi dan mewartakan iman Katolik.
Dalam pertemuan itu, dipaparkan pula berbagai kegiatan yang direncanakan, baik yang secara rutin maupun secara periodik. Kegiatan lama yang direncanakan untuk dilaksanakan terdiri dari 1) Perayaan Ekaristi, 2) Doa Bersama, 3) Sekolah Iman, 4) Pertemuan Bulan Kitab Suci, 4) Natalan dan Paskahan Bersama, 5) Pertemuan Aksi Puasa Pembangunan, 6) Pembinaan Kepekaan Sosial; 7) Pertemuan Bulan Katekese Liturgi, dan 8) Retret. Kegiatan baru yang direncanakan adalah 1) Tabungan Rohkat untuk membantu meringankan siswa ketika ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan biaya besar dan dengan tabungan yang diharapkan ketika ada kegiatan besar, orangtua tidak dibebani dengan biaya yang mendadak dan 2) Dana Sosial Pendidikan berupa kolekte setiap hari Jumat (setelah Jumat Bersih) untuk membantu siswa yang membutuhkan yang diharapkan dapat mengembangkan kepekaan siswa terhadap sesama yang berkekurangan dan melatih siswa untuk berbagi kepada sesama yang memerlukan bantuan. 
Pemaparan program semacam ini dirasa penting untuk menyamakan persepsi agar seluruh aktivitas dapat digunakan demi perkembangan pribadi siswa-siswi. Semoga semua hal yang direncanakan ini dapat membantu proses perkembangan diri menuju arah yang lebih baik.  
Dua minggu setelah pemaparan program, Ruang Podjok mengadakan Ekaristi. Kali ini, Romo Tanto kembali berkenan untuk mempersembahkan Ekaristi bersama para anggota Ruang Podjok. Siang itu, Jumat (21/8), sekitar jam setengah 12, Ekaristi diselenggarakan dalam cuaca yang cukup panas. Namun, itu tidak menyurutkan para anggota Ruang Podjok untuk terlibat dalam Ekaristi. Dalam kotbahnya, Romo Tanto menyatakan bahwa kasih itu harus diwujudkan dalam kehidupan. Bacaan hari itu bicara mengenai kasih. Kasih itu harus dibuktikan dalam tindakan yang nyata. Kasih hanya akan menjadi omong kosong kalau tidak ada wujudnya. Melalui Ekaristi ini, para anggota Ruang Podjok diajak untuk melakukan kasih. Bagaimana cara melakukan kasih ini? Salah satunya adalah menjadi pribadi yang kontras. Kontras artinya tidak sekedar ikut-ikutan. Temannya jalan kesana ikut kesana. Temannya jalan kesini ikut kesini. Para anggota Ruang Podjok diajak untuk menjadi pribadi yang memiliki prinsip hidup. Di akhir homilinya, Romo Tanto mengajak siswa-siswi untuk memasang aplikasi e-Katolik di smartphone yang mereka miliki masing-masing. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu siswa-siswi untuk semakin menghayati iman Katolik yang mereka miliki seturut perkembangan zaman. Semoga para anggota Ruang Podjok bisa menjadi pribadi yang kontras, beriman mendalam dan tangguh, serta mampu mewujudkan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Berkah Dalem...