Sabtu, 11 Mei 2013

Berbagi lewat Ziarah dan Bakti Sosial

Sabtu, 20 April 2013, sebagian besar anggota keluarga Ruang Podjok mengadakan ziarah dan bakti sosial bersama dengan siswa-siswi Kristen SMK Negeri 3 Surakarta. Kegiatan ziarah itu telah direncanakan sejak lama, paling tidak sejak Januari 2013. Tahun ini, kegiatan ziarah dan bakti sosial dikoordinir oleh Kezia Febe Rosyasih dan mengambil tempat di daerah Ganjuran, Bantul, Yogyakarta. Ganjuran menjadi pilihan ziarah dan bakti sosial karena di sana ada tempat ziarah dan panti asuhan yang berdekatan. Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran dan Panti Asuhan Santa Maria merupakan dua tempat yang berada dalam kompleks yang sama.
Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran merupakan tempat ziarah yang bernuansa budaya Jawa Hindu. Di tempat itu, patung Hati Kudus Yesus digambarkan dalam rupa seorang raja Hindu Jawa yang bertahta di dalam candi. Tempat ziarah ini dirintis oleh seorang Belanda bernama Tuan Schmutzer yang juga memiliki pabrik gula yang bernama Gondanglipoera. Devosi keluarga Schmutzer yang mendalam kepada Hati Yesus yang Mahakudus membuat keluarga ini merintis sebuah tempat doa yang dibuat untuk menghormati Hati Yesus yang Mahakudus di dekat bangunan Gereja Ganjuran yang menjadi stasi pelayanan dari Yogyakarta. Secara kebetulan, di tempat itu ada sumber mata air yang muncul dari daerah sekitar candi. Mata air itu pun semakin menjadi daya tarik tempat ziarah karena menurut kesaksian banyak orang, air ini menjadi sarana bagi Tuhan untuk memberikan banyak penyembuhan kepada orang-orang yang menggunakannya.
Sementara itu, di dekat Candi Hati Kudus Ganjuran, para suster dari Kongregasi Carolus Borromeus dipercaya untuk mengelola sebuah panti pengobatan dan panti asuhan. Pada zaman misi dulu, hal ini merupakan hal yang biasa karena para biarawan-biarawati itu sering mendirikan tempat karya di dekat Gereja. Di dekat Gereja Ganjuran, para zuster itu pun mendirikan karya pelayanan kepada masyarakat. Sekarang, karya pelayanan itu berkembang menjadi sekolah (SMA Stella Duce Ganjuran), rumah sakit (Rumah Sakit Santa Elisabet), dan panti asuhan (Panti Asuhan Santa Maria). Di sanalah para suster itu kemudian memberikan pelayanan sosial kepada orang-orang yang dipercayakan kepada mereka.
Dua tempat itu juga yang kami kunjungi hari itu. Hari itu, siswa yang berangkat ada sekitar 80-an siswa yang didampingi oleh beberapa guru selain Penjaga Pojok, antara lain Bapak Heru Siswanto, Bapak Johannes Jatmiko Putro, Ibu Fausta Susiati, Ibu Veneranda Herwijati. Selain itu, ada Bapak Suwandi dan Mas Yan Arisandy yang ikut terlibat dalam rombongan. Yang istimewa Ibu Kepala Sekolah, Ibu Sri Haryanti, pun berkenan berangkat bersama rombongan tersebut.
Sejak pukul 06.30, rombongan yang mau berangkat sudah berkumpul di pintu gerbang SMKN 3. Saat itu, sudah ada 2 Bis Pariwisata Raya yang menunggu di depan sekolah. Kemudian terjadilah kejadian saling menunggu dan saling mempersiapkan sampai pukul 07.30-an. Kira-kira jam 08.00, rombongan mulai meninggalkan kota Solo. Perjalanan itu ditempuh dalam waktu 3 jam. Kira-kira jam 11, sampailah rombongan di pelataran parkir kompleks Gereja Ganjuran. Rombongan pun mempersiapkan diri untuk mengadakan ziarah dan bakti sosial. 
 
Sejak berangkat, kami sudah tidak berharap bisa diterima di panti asuhan karena menurut konfirmasi yang diterima sehari sebelumnya, panti asuhan sedang repot menjadi tuan rumah Hari Minggu Panggilan. Namun, setelah sampai di Ganjuran, Suster Kepala Panti Asuhan ternyata memberikan kesempatan kepada rombongan untuk menjadi tamu panti. Hal ini menjadi mungkin karena beliau ingin mengisi waktu yang longgar dengan menyambut kami. Terima kasih atas sambutannya.
Sambutan panti berlangsung sangat sederhana. Namun, acara sederhana itu membawa kesan yang mendalam bagi kami. Suster Emma bersama dengan sebagian penghuni panti memberikan sambutan itu. Di panti itu, ada sekitar 40 penghuni, namun karena saat itu sebagian masih bersekolah, penghuni yang menyambut hanya yang ada di rumah saja. Namun, tetap saja sambutan itu terasa sangat berharga. Dalam kesempatan itu, rombongan pun memberikan sedikit hal yang bisa disampaikan kepada para penghuni panti asuhan dengan harapan bahwa yang sedikit itu bisa berguna banyak. Kegiatan yang sederhana itu pun harus diakhiri karena tamu yang ditunggu oleh Suster Emma sudah datang. Setelah bersalam-salaman dengan seluruh penghuni panti yang ada, rombongan pun meninggalkan tempat.
 
 
 
 

Selepas dari panti, ada sebagian rombongan yang melanjutkan doa di depan Candi Hati Kudus Yesus. Bagi orang Katolik, ziarah merupakan bagian dari penghayatan iman. Ada dua dimensi penting dalam ziarah. Pertama, ziarah merupakan tradisi atau kebiasaan yang sudah ada sejak lama. Bahkan sejak abad-abad awal, telah ada orang-orang yang mengadakan ziarah ke tempat-tempat dimana Yesus dulu berkarya. Kedua, ziarah merupakan upaya mendekati Tuhan dan mendekatkan kepada seluruh umat manusia. Tradisi ziarah mengingatkan manusia akan hakikatnya sebagai manusia yang berjalan dengan manusia lain menuju kepenuhan, keselamatan Allah.
Tradisi ziarah ini mengungkapkan prinsip sakramen dalam Gereja Katolik, yaitu “misteri Allah hadir menjumpai manusia melalui banyak kenyataan dengan banyak cara.” Ada tempat-tempat yang secara istimewa telah disentuh oleh kehadiran Allah dalam cara yang sangat unik. Karena itu, tempat-tempat ini kemudian memiliki peran istimewa dalam membawa orang pada perjumpaan rohani dengan Allah.
Kegiatan ziarah ini bukan hanya monopoli umat Katolik saja. Banyak tradisi agama dan kepercayaan lain yang mengajarkan praktek ziarah sebagai bagian dari kehidupan imannya. Dalam konteks semacam ini, ziarah tampaknya perlu diarahkan dalam kerangka untuk mengembangkan percamaian. Ziarah pun dapat dihayati sebagai wahana bagi banyak orang merasakan kesatuan sebagai umat Allah yang sedang berziarah menuju kepadaNya.
Terima kasih kepada yang sudah terlibat dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan ini membuat kita semakin mampu untuk berbagi kepada semakin banyak orang serta menyadarkan bahwa kita ini sedang berziarah menuju kepada Allah yang akan memberikan kepenuhan keselamatan.