Tidak
terasa bahwa waktu terus berjalan dan sudah masuk bulan September... Tidak
terasa juga bahwa sudah lama tidak menulis untuk merekam kegiatan Kerohanian
Katolik di SMK Negeri 3 Surakarta... Catatan singkat ini semoga dapat menjadi
ingatan tentang peristiwa-peristiwa yang telah berlalu...
Memulai Kegiatan dengan
Ikut Ekaristi Siswa-siswi Katolik Kota Surakarta
Kegiatan
di tahun 2017 dimulai dengan Ekaristi untuk Seluruh Siswa Katolik Kota
Surakarta. Ekaristi ini diadakan pada hari Jumat, 6 Januari 2017. Saat itu,
masih dalam suasana Natal, sebagian siswa Katolik di Kota Surakarta memenuhi
Gereja Santo Antonius Purbayan untuk mengikuti Ekaristi. Ekaristi menjadi
sumber yang ingin ditimba di awal tahun ini. Sayang, tidak ada anggota Ruang
Podjok yang mengikuti Ekaristi ini karena sekolah sudah menerapkan lima hari
sekolah. Hal ini membuat siswa-siswi tidak begitu longgar untuk mengikuti
Ekaristi. Ya sudahlah... yang penting tahun baru sudah dimulai dengan menimba
kekuatan dari Ekaristi... Paling tidak Penjaga Podjok sudah ikut bergabung
disana...
Menyesuaikan Diri dengan
Aturan Lima Hari Sekolah
Awal
tahun 2017 ini, disambut oleh Ruang Podjok dengan penyesuaian diri terhadap
siklus baru. Mulai semester genap, SMK Negeri 3 Surakarta menerapkan sistem
lima hari sekolah. Lima hari sekolah ini membuat para siswa hanya menempuh
proses pembelajaran dalam lima hari sepekan. Dengan demikian, jadwal pun
disesuaikan karena hari Sabtu ditetapkan sebagai hari libur. Praktis, seluruh
elemen sekolah ini pun menyesuaikan, termasuk Ruang Podjok. Akhirnya, seluruh
kegiatan berjalan menyesuaikan dengan ritme sekolah... Beberapa kegiatan memang
tidak dapat terlaksana, tetapi puji Tuhan beberapa tetap berjalan dengan
baik... Semoga ke depan, seluruh kegiatan di Ruang Podjok dapat berjalan dengan
baik.
Natalan di GKJ
Danukusuman
Salah
satu kegiatan yang terlaksana di bulan Januari 2017 adalah Natalan Bersama di
GKJ Danukusuman. Natalan tahun ini sudah dipersiapkan sejak bulan Desember
2016. Panitia dari kelas X yang dikoordinir oleh Josefa Sindy telah menyiapkan
rangkaian acara untuk memperingati Natal yang memiliki tema yang ditetapkan
oleh Konferensi Waligereja Indonesia dan Persatuan Gereja-gereja Indonesia, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud” (Luk 2:11). Sengaja memang Natalan kali
ini diselenggarakan di GKJ Danukusuman karena Kerohanian Katolik dan Kristen
SMK Negeri 3 Surakarta ingin melibatkan gereja-gereja sekitar untuk dijadikan
tempat perayaan.
Setelah
disiapkan beberapa saat, tibalah hari yang telah ditetapkan. Hari itu, Sabtu (21/01/2017),
berbagai persiapan telah dibuat untuk memeriahkan suasana gedung GKJ
Danukusuman. Panitia telah bekerja sekuat tenaga untuk menyiapkan berbagai hal
untuk merayakan Natal Bersama Siswa, Guru, dan Karyawan Kristiani SMK Negeri 3
Surakarta. Sekitar jam 09.oo pagi, acara
pun dimulai.
Dalam
perayaan Natal kali ini, Bapak Pendeta Uri Kristian Sakti Labeti, pemimpin
jemaat GKJ Danukusuman, dimohon untuk memberikan renungan. Dalam renungan yang
dibawakannya, beliau menyinggung pentingnya unsur kebaruan pada setiap diri
orang Kristiani saat merayakan Natal, “Natal
itu adalah cerita tentang kebaruan. Maka, ada Dies Natalis, hari yang dipakai
untuk merayakan kelahiran sekaligus kebaruan. Kebaruan itu pasti ada spirit.
Natal selalu mengingatkan kita aka hidup dan semangat baru.” Beliau pun
juga mengaitkan Natal dengan masa remaja yang sangat berharga, “Usia sekolah merupakan usia yang sangat
berharga untuk mengembangkan diri. Oleh karena itu, usia seperti ini sudah
seharusnya diarahkan dan diatur. Natal itu harus memperbarui hidup, Bagaimana
kemudian Natal mempengaruhi kita dalam membarui hidup di usia remaja ini.”
Di akhir renungannya, beliau mengajak seluruh hadirin untuk meneladan para
gembala. Dalam Injil Lukas dikisahkan para malaikat yang menyampaikan kabar dan
gembala menerima kabar itu dengan penuh sukacita. Meneladan para gembala,
setiap orang Kristiani diajak untuk menjadi orang yang luar biasa. Kita diberi
banyak anugerah yang siap untuk kita kembangkan. Tuhan telah memberikan banyak
hal kepada kita dan sudah seharusnya semua itu kita kembangkan dengan penuh
sukacita.
Siang
itu, acara perayaan Natal dipungkasi sekitar pukul 13.00. Terima kasih kepada
seluruh panitia yang telah terlibat dalam seluruh acara Natalan pada tahun
ini... Tuhan memberkati kalian semua...
Membaca Keteladanan Awam
Muda dalam Ujian Sekolah
Kegiatan
berikutnya yang terjadi di Ruang Podjok adalah penyelenggaraan Ujian Nasional
Praktek Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk Kelas XII. Masih
melanjutkan tema tahun yang lalu seputar orang kudus dari kaum awam, tahun ini,
Ruang Podjok mengajak teman-teman kelas XII untuk mendalami dan membaca
keteladanan awam muda. Tema yang diusung tahun ini adalah “Young Saints: Joyful and Holy.” Tema ini diangkat seiring dengan
penyelenggaraan Asian Youth Day of
Catholic Church yang melibatkan Keuskupan Agung Semarang sebagai tuan
rumah pada bulan Juli sampai Agustus 2017 dengan tema “Joyful Asian Youth! Living the Gospel in Multicultural Asia.” Menjadi orang muda dalam Gereja merupakan suatu anugerah. Dalam Ujian
Praktek tahun ini, teman-teman kelas XII diajak untuk mendalami hidup dan
perjuangan anak-anak muda yang telah memperjuangkan hidup mereka seutuhnya demi
kesucian dan pengabdian kepada Allah.
Terima kasih kepada seluruh siswa-siswi kelas XII yang
telah terlibat dalam seluruh proses Ujian Sekolah. Terima kasih atas kerja
keras dan perjuangan kalian untuk mendalami kehidupan para kudus yang masih
belia ini. Karya kalian akan menjadi warisan yang sangat berharga untuk banyak
orang dalam belajar beriman.
Menemani Doa Bersama untuk Kelas XII
Tidak lama berselang, di penghujung bulan Maret,
Penjaga Podjok kembali menemani siswa-siswi kelas XII untuk mengadakan Doa
Bersama. Seperti biasa, Doa Bersama kali ini diselenggarakan untuk mohon berkat
dalam rangka persiapan Ujian Nasional. Seperti biasanya, Doa Bersama ini
diselenggarakan untuk seluruh siswa-siswi kelas XII. Yang beragama Islam ada
kajian tersendiri. Yang beragama Kristen dan Katolik bergabung salam satu
persekutuan.
Tahun ini, Penjaga Podjok dipercaya untuk memberikan
renungan sekaligus penguatan bagi siswa-siswi dalam menyiapkan Ujian Nasional. Semoga
sabda Kitab Suci dan pendalamannya yang sedikit ini boleh menjadi bekal untuk
mengikuti Ujian Nasional pada bulan April 2017.
Mengenalkan Pelayanan Sosial Kepada Siswa-siswi Kelas X
Kesempatan hari kosong Ujian Nasional pada tanggal 3-6
April 2017 dimanfaatkan oleh Penjaga
Podjok untuk mengenalkan pelayanan sosial kepada siswa-siswi kelas X. Karya
sosial menjadi salah satu karya khas yang dimiliki oleh Gereja Katolik. Melalui
karya sosial ini, Gereja Katolik secara khusus memberikan perhatian kepada kaum
Kecil, Lemah, Miskin, Tersingkir, dan Difabel. Tahun ini merupakan tahun ketiga
pelaksanaan Pelayanan Sosial Kerohanian Katolik SMK Negeri 3 Surakarta.
Terselip harapan bahwa kegiatan ini akan memberikan sedikit kesan kepada
siswa-siswi Katolik kelas X. Ada harapan bahwa suatu hari nanti, pengalaman ini
menjadi pengalaman berharga yang dapat dibagikan kepada orang-orang dalam
perjumpaan bersama dengan yang lain...
Merayakan Paska untuk Bebas dari Kuasa Kematian dan Membuat Diri Menjadi
Pelopor Peradaban Kasih
Selepas menemani siswa-siswi kelas XII untuk menempuh
ujian akhir dan siswa-siswi kelas X untuk kegiatan pelayanan sosial, kegiatan
di Ruang Podjok berlanjut untuk menyiapkan Paska. Tahun ini, Perayaan Paska
Bersama seperti biasa dikoordinir oleh siswa-siswi kelas XI. Mereka yang baru
pulang dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan langsung diberi tanggung jawab
untuk menyelenggarakan kegiatan perayaan Paska. Tahun ini, korodinator panitia
Paska menjadi bagian Kerohanian Katolik. Akhirnya, setelah berbagai pembicaraan
disana sini, posisi Ketua Panitia Paska ditangani oleh Frisca Bunga Avilia.
Dalam waktu yang tidak begitu lama, panitia mulai dibentuk dan mulai ada
pembicaraan-pembicaraan untuk menentukan jalannya kegiatan Paska. Tema Paska
pada tahun ini adalah “Kebangkitan Kristus Membebaskan Kita
dari Kuasa Kematian dan Menjadikan Kita Pelopor Peradaban Kasih” (Rm 6 : 10). Tema ini adalah tema
gabungan yang telah ditetapkan oleh PGI dan Panitia APP Keuskupan Agung
Semarang.
Awalnya,
panitia Paska mengalami kesulitan dalam menyelenggarakan acara ini. Salah satu
hal yang menjadi pergulatan adalah apakah kegiatan dilaksanakan langsung di
panti asuhan atau ada kegiatan dulu di sekolah baru bakti sosial di panti
asuhan. Penjaga Podjok dan Pak Heru yang menemani dinamika panitia menyerahkan
seluruh format acara kepada panitia Paska. Akhirnya diputuskan bahwa kegiatan
akan diselenggarakan di dua tempat: ibadah dilakukan di sekolah dan dilanjutkan
dengan bakti sosial di panti asuhan. Setelah format acara diputuskan, kendala
yang kemudian muncul adalah pemberi renungan. Tidak mudah bagi panitia untuk
mencari pemberi renungan karena berbagai kesibukan yang dimiliki oleh para imam
yang melayani umat di Solo. Setelah pembicaraan demi pembicaraan, akhirnya
diputuskan membuat permohonan kepada Bruder Carolus, BM untuk memberikan
renungan. Puji Tuhan, pada hari dan jam yang diminta, beliau sedang tidak ada
jadwal. Terima kasih kepada Bruder Carolus, BM yang telah berkenan memberikan
pelayanan firman dalam Paska tahun ini.
Akhirnya,
tibalah hari pelaksanaan. Jumat (12/05/2017), Perayaan Paska untuk Siswa, Guru,
dan Karyawan Kristiani diselenggarakan di sekolah mulai pukul 08.30-an. Hari
itu, Penjaga Podjok didaulat untuk menjemput Bruder Carolus, BM dan memandu
beliau sampai di SMK Negeri 3 Surakarta. Dalam perayaan itu, seluruh acara
diselenggarakan sesuai dengan rencana. Semua berjalan dengan lancar dan baik.
Dalam renungannya, Bruder Carolus, BM menyatakan makna Paska yang erat dengan
pembicaraan tentang kebangkitan. Di awal renungannya, beliau membawa sebuah
kertas putih dan mengandaikan hal itu sebagai hidup manusia yang masih bersih.
Dalam perjalanan waktu, kertas yang putih itu mulai ditulisi, dicorat-coret,
bahkan diremas-remas. “Kisah penciptaan
menyatakan kepada kita bagaimana manusia diciptakan dalam keadaan yang bersih.
Saat berada di dunia, hidup manusia mulai mengalami kotor dan kusut. Namun,
Allah tetap mengasihi kita. Kasih Allah itu perlu kita tanggapi dengan sikap
bangkit melalui pembaruan diri.” Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah
bagaimana pembaruan diri itu diwujudkan? Bruder Carolus memberikan jawaban, “Gampang. Yang dapat kita lakukan adalah
Senyum, Sapa, dan Salam. Tiga hal ini akan melatih kita dalam memperlakukan
orang lain. Senyum, sapa, dan salam membuat hubungan kita dengan orang lain
menjadi lebih baik.” Yang
diungkapkan Bruder Carolus ini – kebetulan atau tidak – merupakan tiga hal yang
selalu didengungkan oleh Bagian Kesiswaan SMK Negeri 3 Surakarta. Semoga
renungan ini selalu mengingatkan siswa-siswi Kristiani SMK Negeri 3 Surakarta
untuk melakukan tiga hal itu... Sekitar jam 10-an, Perayaan Paska pun berakhir
dan panitia akan melanjutkan acara Bakti Sosial di Panti Asuhan Karuna, Gentan,
Sukoharjo.
Setelah
sejenak bersiap-siap, seluruh panitia Paska pun menuju Panti Asuhan Karuna,
Gentan, Sukoharjo. Siang itu, selain Penjaga Podjok, ada beberapa Bapak Ibu
Guru Kristiani yang menemani kegiatan di panti asuhan. Acara di panti asuhan
berlangsung lancar dengan perkenalan, pujian, dan permainan. Suasana gembira
menyelimuti acara bakti sosial itu. Acara bakti sosial siang itu diakhiri
dengan makan siang bersama dan penyerahan bantuan dari Kerohanian Katolik dan
Kristen SMK Negeri 3 Surakarta untuk kepentingan penyelenggaraan karya sosial
Panti Asuhan Karuna. Terima kasih kepada seluruh siswa-siswi Kristiani yang
telah tergerak untuk memberikan sumbangan dalam acara bakti sosial ini.
Terima
kasih kepada Bapak Ibu Guru Kristiani yang telah terlibat dalam penyelenggaraan
acara Paska dari ibadah sampai bakti sosial. Terima kasih kepada panitia Paska
yang telah berjuang sekuat tenaga untuk mengelola acara ini dengan baik...
Bersama Umat Keuskupan Agung Semarang Menyambut Uskup Baru
Hari Sabtu (18/03/2017), seluruh umat Keuskupan Agung Semarang mendengar berita bahwa Paus Fransiskus menunjuk gembala baru bagi Keuskupan Agung Semarang. Romo Robertus Rubiyatmoko, Vikaris Yudisial yang sekaligus Formator Seminari Tinggi Keuskupan Agung Semarang, dipilih menjadi Uskup Agung yang baru. Keuskupan Agung Semarang mengalami kekosongan gembala sejak Uskup Agung Yohannes Pujasumarta meninggal pada tanggal 10 November 2015. Penunjukan Paus ini terjadi menjelang perhelatan Asian Youth Day of the Catholic Church ke-7 yang melibatkan Keuskupan Agung Semarang sebagai tuan rumah pada tanggal 30 Juli sampai 9 Agustus tahun ini. “Joyful Asian Youth! Living the Gospel in Multicultural Asia” adalah tema perayaan kaum muda yang berpusat di Yogyakarta.
Sebenarnya sudah lama terdengar bahwa Romo Rubi merupakan kandidat kuat Uskup Agung Semarang. Romo Rubi – begitu beliau sering dipanggil oleh para mahasiswanya di Fakultas Teologi Kepausan – lahir di Sleman, 10 Oktober 1963. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Teologi Kepausan Yogyakarta dan ditahbiskan sebagai imam Keuskupan Agung Semarang pada tanggal 12 Agustus 1992. Setelah itu, ia menjalankan beberapa tugas berikut ini: Pastor Pembantu Paroki di Gereja Santa Maria Assumpta Pakem (1992-1993); Menempuh Studi Hukum Gereja di Universitas Kepausan Gregoriana, Roma (1993-1997); Menjadi Dosen Hukum Gereja di Fakultas Teologi Wedhabakti Yogyakarta sekaligus formator di Seminari Tinggi Santo Paulus Yogyakarta (sejak 1998), Wakil Rektor Fakultas Teologi Wedhabakti Yogyakarta (2004-2011), dan Vikaris Yudisialis Keuskupan Agung Semarang (sejak 2011). Pada bulan Maret 2017, ia terpilih untuk menggembalakan lebih dari 400.000 umat Keuskupan Agung Semarang. Di Keuskupan Agung Semarang, ada 98 paroki dengan 399 imam (203 imam diosesan dan 196 imam religius). Selain itu, ada 221 biarawan, 1162 biarawati, serta 60 calon imam.
Dua bulan setelah penunjukannya, Misa Tahbisan Uskup digelar di Lapangan Akademi Kepolisian Semarang Jawa Tengah pada hari Jumat (19/05/2017). Betapa gembiranya seluruh umat Keuskupan Agung Semarang saat itu karena telah kembali mendapatkan gembala. Uskup Agung Semarang yang baru ini memiliki motto penggembalaan “Quarere et Salvum Facere – Mencari dan Menyelamatkan.” Semoga ke depan semakin banyak umat Keuskupan Agung Semarang yang merasakan bagaimana sang Uskup mencari dan menyelamatkan seluruh umat. Bersama dengan seluruh umat Keuskupan Agung Semarang,
Ruang Podjok pun bergembira menyambut Uskup yang baru ini.. Puji Tuhan atas kehadiran Imam Agung di wilayah kami...
Menyepi untuk Meningkatkan Kompetensi
Tidak lama setelah bergembira bersama umat Keuskupan Agung Semarang dan Uskupnya yang baru, datanglah surat tugas kepada Penjaga Podjok untuk mengikuti kegiatan peningkatan kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik se Regio Jawa. Kegiatan ini merupakan undangan dari Bimas Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia. Undangan ini mengharuskan Penjaga Podjok meninggalkan Ruang Podjoknya untuk pergi ke Jogja, tempat pelaksanaan kegiatan ini. Selama 4 hari, mulai tanggal 23 sampai 26 Mei, Penjaga Podjok mengikuti kegiatan di @HOM Platinum Hotel, Gowongan, Malioboro, Jogjakarta. Bagi Penjaga Podjok, kegiatan seperti ini menjadi sarana untuk semakin memperkaya wawasan demi pelayanan pendidikan.
Selama 3 hari, Penjaga Podjok menerima berbagai materi untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru. Ada materi Visi Misi serta Kebijakan Bimas Katolik; Pembinaan Guru Agama Katolik di Yogyakarta; Spiritualitas Guru Pendidikan Agama Katolik, Implementasi Kurikulum 2013; Proses Pembelajaran di Era Digital; Literasi dalam Pembelajaran; Penilaian (Terbaru) dalam Kurikulum 2013; Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; serta Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba dan Pornografi. Materi-materi ini menjadi tambahan wawasan bagi Penjaga Podjok agar boleh semakin melayani denga baik. Terima kasih kepada Kementrian Agama Republik Indonesia yang telah memperhatikan pengembangan kompetensi para guru Pendidikan Agama Katolik.
Memuncaki Tahun Pelajaran dengan Pendalaman Rohani
Kegiatan paling
akhir yang terjadi di Ruang Podjok adalah Retret Pendalaman Rohani untuk
siswa-siswi Kelas X. Tidak lama setelah acara Paska, siswa-siswi kelas XI
kembali diberi tanggung jawab untuk menyelenggarakan acara. Kali ini, acara
yang diadakan adalah Retret Pendalaman Rohani untuk siswa-siswi kelas X. Retret
merupakan acara rutin yang diadakan oleh Kerohanian Kristen dan Katolik SMK
Negeri 3 Surakarta. Acara retret biasanya memang diadakan dalam rangka
pendalaman rohani bersamaan dengan kegiatan Pesantren Kilat di bulan Ramadhan
bagi siswa yang beragama Islam. Tahun ini, retret pun diadakan pada bulan
Ramadhan yang tahun ini jatuh mulai akhir bulan Mei. Karena di bulan Mei,
sekolah biasanya mengadakan Ulangan Kenaikan Kelas, kegiatan retret pun
mengalami penyesuaian dan diselenggarakan pada akhir tahun pelajaran. Akhirnya,
ditetapkan bahwa retret diselenggarakan pada tanggal 15-16 Juni 2017. Dengan
segera, panitia retret pun dibuat. Retret kali ini dikoordinir oleh Kerohanian
Kristen dan dikomandoi oleh Ayu Febita Sari. Begitu selesai acara Paska,
panitia pun segera diberitahu untuk bekerja menyiapkan retret. Panitia pun
dengan sigap bekerja, mulai dari survei lokasi sampai persiapan acara. Semua
dilaksanakan dalam waktu yang tidak begitu lama. Puji Tuhan semua persoalan dapat
teratasi sehingga persiapan pun berjalan dengan lancar.
Begitu selesai
Ulangan Kenaikan Kelas, persiapan akhir untuk retret pun dibuat. Segala
persiapan dilakukan dengan matang agar hasilnya pun baik. Penjaga Podjok tidak
henti-hentinya mengingatkan panitia untuk mengiringinya dengan doa. Penjaga
Podjok ingin belajar meyakini ajaran iman ini, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya” (Yak 5:16b). Penjaga Podjok menyadari bahwa doa memiliki kekuatan
yang luar biasa. Inilah yang ingin coba dibagikan kepada seluruh panitia.
Hari H pun
tiba. Siang hari, Kamis (15/06/2017), mulailah dinamika retret. Siang itu, para
peserta mulai berangkat bersama dari sekolah pukul 13.00. Penjaga Podjok
menemani panitia sampai semua berangkat karena Pak Heru, Ibu Susi, dan Ibu
Setya telah lebih dulu berangkat ke lokasi untuk mempersiapkan beberapa hal. Setelah
seluruh peserta berangkat, barulah Penjaga Podjok beranjak menuju tempat
pelaksanaan.
Retret kali ini
dilaksanakan di Wisma Suwandi, Tawangmangu. Selama satu hari satu malam, para
peserta dibimbing oleh Ibu Pendeta Magdalena Eli dari GKJ Kerten. Materi yang
disampaikan beliau adalah materi penemuan diri. Materi ini menjadi dasar untuk
pendalaman rohani agar setiap peserta menemukan hal-hal baik yang dapat mereka
kembangkan untuk hidup di kemudian hari. Materi penemuan diri disampaikan dalam
dua kali sesi. Sore itu, para peserta diajak untuk melihat ke dalam diri
sendiri dan berpikir mengenai apa yang dapat dilakukan setelah memahami dirinya
sendiri. Rangkaian acara retret malam itu ditutup dengan Jelajah Malam dan
penampilan dalam Api Unggun. Setelah itu, para peserta pun beristirahat malam.
Pagi harinya,
dinamika retret dilanjutkan kembali. Agenda pagi itu ialah outbound. Kemeriahan
acar outbound dengan segera melingkupi para peserta. Berbagai permainan dialami
untuk dipetik nilai-nilainya. Permainan dalam outbound memang tidak sekedar
permainan, tetapi permainan itu mengandung nilai-nilai yang siap untuk diambil
dan direfleksikan oleh para peserta. Berikut ini adalah beberapa refleksi yang
diungkapkan oleh peserta retret:
“Melalui retret, kami dapat lebih mengenal satu sama lain, mengerti tentang
pentingnya kebersamaan, memperoleh pengalaman baru, belajar tentang
kedisiplinan, serta mendapatkan pengalaman berharga tentang asin, pahit, dan
manisnya kehidupan...”
“Melalui retret, kami mendapatkan pelajaran untuk melangkah menjadi anak
terang, belajar mengenali diri sendiri, mengatur diri, melakukan tugas yang
menjadi utusan Tuhan dengan penuh kerelaan dan kesetiaan, mendalami kebersamaan
dengan saudara seiman, mendapatkan berbagai rasa kehidupan, serta mendapatkan
pelajaran tentang makna menjadi garam dan terang dunia...”
“Melalui retret, kami diajarkan tentang arti kebersamaan, menghargai, menolong,
dan kekompakan, belajar tentang kehidupan, terutama saat pahit harus tetap
bersyukur kepada Tuhan dan menerima semuanya, diajari untuk menjadi garam dan
terang dunia, diajari menghadapi masalah dengan kerelaan hati dan sabar, serta
diajari untuk selalu berdoa, berusaha, saling bekerjasama, dan saling
menghargai dalam menjalankan setiap kegiatan...”
“Melalui retret, kami menjadi sadar bahwa kebersamaan itu sangat penting,
diajari untuk menjadi terang dunia bagi diri sendiri maupun orang lain, diajari
untuk bekerja keras saat menghadapi persoalan hidup entah itu pahit atau manis
sambil percaya bahwa semua akan indah pada waktunya, serta diajari untuk
mengenali diri, mengatur diri, dan melakukan apa yang ditugaskan dan diutuskan
oleh Tuhan...”
Selesai outbound,
para peserta segera membersihkan diri untuk masuk dalam sesi terakhir. Sesi
terakhir ini merupakan sesi kesimpulan yang disampaikan oleh Penjaga Podjok.
Siang itu, para peserta diajak untuk membangun diri menjadi remaja yang
menampakkan terang kepada banyak orang. Kadangkala orang menjadi ragu untuk
bertindak hanya karena dia masih merasa muda. Namun, sebenarnya kemudaan
bukanlah halangan untuk berbuat sesuatu. Sesi ini ingin membakar semangat para
peserta untuk melakukan sesuatu, terlebih sebagai remaja Kristiani di SMK
Negeri 3 Surakarta.
Semangat yang ingin ditularkan adalah semangat yang
diungkapkan oleh Santo Filipus Neri, “Beruntunglah kalian orang-orang muda
karena kalian punya banyak waktu untuk berbuat baik.” Semoga retret ini
semakin menggerakkan para peserta untuk berbuat baik dalam kehidupan.