Selasa, 26 September 2017

Memulai Kegiatan dengan Misa Awal Tahun

Minggu pertama bulan Agustus menjadi titik awal seluruh kegiatan Ruang Podjok. Untuk memulai seluruh kegiatannya, akhir bulan Juli, Penjaga Podjok sowan ke Paroki San Inigo Dirjodipuran untuk nyuwun Misa. Permohonan untuk pelayanan Ekaristi sengaja dijatuhkan pada Jumat pertama agar tidak terlalu jauh dengan awal Tahun Pelajaran. Beberapa hari sebelum hari Jumat, Penjaga Podjok mendapat kepastian bahwa yang berkenan mempersembahkan Misa adalah Romo Agustinus Sudarisman atau yang sering disapa dengan Romo Daris, Romo Kepala Paroki San Inigo Dirjodipuran. Terima kasih atas kesediaan dan pelayanan Romo kepada kami. 
Hari Jumat (04/08/2017) pada waktu istirahat kedua, Ekaristi Mohon Berkat untuk Tahun Pelajaran baru dilaksanakan. Menjelang pelaksanaan Misa, Ruang Podjok disulap menjadi ruang yang dapat menampung kira-kira 30-an anggota Ruang Podjok. Meja kursi dipinggirkan supaya ada ruangan yang cukup luas untuk kegiatan rohani. Tidak seperti tahun-tahun yang lalu, kegiatan Ruang Podjok tidak lagi bisa dilaksanakan di kelas-kelas karena kelas-kelas pun sekarang terpakai untuk kegiatan siswa akibat kebijakan lima hari sekolah. Akhirnya, Ruang Podjok pun diupayakan untuk dapat menampung anggotanya dalam melaksanakan kegiatan. Memang Misa kali ini menjadi trial untuk penempatan perabot di Ruang Podjok saat kegiatan bersama. Semoga ke depan, muncul gagasan-gagasan kreatif untuk semakin membuat Ruang Podjok sebagai ruang yang nyaman untuk berbagai kegiatan rohani. 
Siang itu, sekitar 20 anggota Ruang Podjok mengikuti Perayaan Ekaristi. Ada pula dua orang Bapak Ibu Guru, selain Penjaga Podjok yang mengikuti Ekaristi hari itu, yaitu Ibu Herwijati dan Bapak Yudhi. 


Dalam kotbahnya, Romo Daris menyinggung keutamaan-keutamaan yang ada dalam diri Santo Yohanes Maria Vianney. Santo Yohanes Maria Vianney adalah seorang imam yang berkarya di Desa Ars, Perancis. Ia ditempatkan di desa karena semasa pendidikan imamat, ia bukanlah imam yang pandai dan cemerlang seperti teman-temannya yang lain. Berkat kesalehannya, ia pun membukakan mata dunia untuk melihat sisi lain dari dirinya. Ia pun berhasil mempertobatkan banyak orang di Desa Ars. Semakin banyak orang yang tertarik karena kesalehan Vianney. Konon, ia dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik meskipun hanya makan sebutir kentang setiap hari. Ia dapat berjam-jam duduk di kamar pengakuan memberikan pelayanan Sakramen Tobat. Kehidupan Yohanes Maria Vianney menjadi cermin bagi kita semua untuk menjalani hal-hal yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pelajar, apa yang sudah dilakukan untuk menjalani hidup baik dalam kehidupan kita. Semoga teladan Santo Yohanes Maria Vianney menggerakkan kita untuk mencari hal-hal yang utama dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar