Rabu, 20 Mei 2015

Mari Tebarkan Damai Sejahtera untuk Membangun Persaudaraan Sejati

Beberapa minggu yang lalu, Pejaga Podjok didatangi oleh pengelola Mading Karya Ilmiah Remaja SMK Negeri 3 Surakarta. Kedatangannya memberikan tugas yang tidak begitu mudah karena Penjaga Podjok harus membuat siraman rohani yang akan dimuat di Mading. Setelah merenung beberapa saat, inilah siraman rohani yang berhasil ditulis itu. Semoga dapat bermanfaat bagi semua...

Ketika tulisan ini dibuat, Gereja Katolik masih merayakan Masa Paska, sebuah masa yang digunakan untuk mengenangkan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian. Setelah bangkit dari kematian, Yesus menampakkan diri kepada murid-muridNya selama 40 hari. Dalam berbagai kisah penampakan yang dicatat dalam Alkitab, ada sebuah pesan dominan yang dibawa oleh Yesus. Pesan itu berbunyi, “Damai Sejahtera Bagimu” atau “Salam Bagimu.” Damai sejahtera atau salam merupakan bentuk sapaan yang berakar dari kata “shalom” dari bahasa Ibrani. Dari sudut pandang Katolik, damai berkaitan dengan kata “shalom” yang muncul dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.  Dalam Perjanjian Lama, “shalom” berarti kesejahteraan pribadi dan masyarakat yang terus-menerus harus diusahakan (bdk. Mzm 34:15). Dalam Perjanjian Baru, “shalom” berarti upaya membersihkan dunia ini dari segala macam kejahatan dan kedurhakaan. Damai terjadi jika kita berani mengampuni (lih. Mat 18:22). Damai tidak tergantung pada manusia lain. Damai diciptakan oleh setiap orang dan berakar dalam kebenaran. Orang yang menghidupi kebenaran akan memperoleh damai. 
Pesan damai ini bukan monopoli Gereja Katolik. Pesan damai itu juga dikenal dalam tradisi agama lain. Umat Islam memiliki sebuah salam yang sangat indah. Kata-kata dari bahasa Arab, “Assalamu 'alaikum” secara harafiah berarti “Semoga damai besertamu.” Nabi Muhammad menasehatkan kepada kaum muslim untuk memberikan salam kepada saudara-saudari umat Muslim dengan mengucapkan kalimat lengkap “Assalamu 'laikum warahmatullahi wabarakatuh.” Kata 'rahmah' dan 'barakah' yang dtambahkan disana secara lugas berarti “berkat” dan “kesejahteraan.” Jadi, kalimat salam tersebut secara lengkap berarti “Semoga damai yang diiringi berkat dan kesejahteraan yang berasal dari Allah selalu besertamu.” Umat Hindu juga memiliki salam yang sangat mendalam maknanya dan kurang lebih bermakna sama yaitu “Om swastiastu” dan “Om Shanti Shanti Shanti Om.” Salam ini merupakan sebuah doa agar Tuhan memberi berkat kepada semua makhluk. Kata “Om” menunjuk pada Yang Mahakuasa, “Swasti” berarti keadaan sejahtera, dan “Shanti” berarti damai. Umat Kristen Protestan pun memiliki salam khas untuk menyapa saudara-saudari seimannya dengan kata “Shalom.” Shalom berarti damai sejahtera. Berbagai macam salam dalam beragam tradisi agama ini menunjukkan bahwa semua agama mengenal konsep damai sejahtera.
Melalui hubungan yang harmonis antar sesama umat beragama, pesan “Damai Sejahtera” yang disampaikan oleh Yesus Kristus yang sudah bangkit pada Masa Paska ini terasa sangat relevan. Damai sejahtera merupakan keadaan yang memungkinkan setiap orang berkembang dan hidup secara penuh. Kepenuhan hidup yang dialami manusia membuat manusia mampu bersyukur atas segala yang diterimanya dalam kehidupan. Kalau setiap orang bisa bersyukur atas hidup yang diberikan oleh Allah, niscaya tidak akan ada lagi perselisihan dan terciptalah perdamaian di antara semua manusia.
Setiap manusia dipanggil untuk menjadi saudara bagi manusia lain. Ilmu Filsafat memandang bahwa manusia memiliki dua hakikat yang berkenaan dengan manusia lain, yaitu sebagai homo sociale dan sebagai zoon politikon. Sebagai homo sociale, manusia memiliki kemampuan bersosialisasi dengan manusia lain dan selalu membutuhkan manusia lain. Sebagai zoon politikon, manusia memiliki kemampuan untuk menciptakan relasi dan menetapkan tata aturan dalam berelasi dengan manusia lain. Dalam kenyataannya sebagai homo sociale dan zoon politikon, manusia dipanggil untuk membangun persaudaraan sejati dengan mewujudkan damai sejahtera dalam kehidupan bersama. Dengan kemampuan sebagai homo sociale dan zoon politikon, kita diajak untuk menebarkan pesan damai sejahtera untuk membangun persaudaraan sejati dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga demikianlah yang terjadi. Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar