Kamis, 19 September 2024

Bahagia sebagai Orang Biasa: Endorsement Paus Fransiskus untuk Rakyat Indonesia

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tentu membawa arti tersendiri bagi setiap orang yang mengalaminya. Paus Fransiskus sebagai figur publik tidak tidak akan lepas dari sorotan setiap orang yang melihatnya. Apapun yang disampaikan, yang dilakukan, bahkan yang dipakai oleh Paus Fransiskus bisa menjadi bahan obrolan. Salah satu bahan obrolan yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan adalah tentang apa yang dipakai oleh Paus Fransiskus. 
Kita tahu bahwa alih-alih naik jet pribadi, Paus Fransiskus memilih terbang dengan pesawat komersial ITA Airways Z400 yang disewa khusus sehingga bisa langsung mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dan tiba di Indonesia pada hari Selasa, 3 September 2024 sekitar pukul 11.25 WIB. Sebelumnya, Paus Fransiskus selalu menggunakan maskapai nasional Italia, Alitalia, untuk melakukan perjalanan kenegaraan. Namun sejak maskapai Alitalia menutup semua penerbangan pada 15 Oktober 2021, ITA Airways menjadi pilihan baru untuk lawatan Paus. Salah satu alasan mengapa Paus Fransiskus memilih menggunakan pesawat komersial ketimbang jet pribadi dalam perjalanan apostoliknya karena lingkungan dan efisiensi. Maskapai ini telah menerapkan sejumlah langkah untuk mengurangi emisi CO2, termasuk perencanaan rute yang efisien dan pengoptimalan penggunaan bahan bakar dengan menggunakan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel - SAF), yang mencampurkan bahan bakar tradisional dengan bahan biologis, sehingga mampu mengurangi emisi hingga 80 persen. 
Setelah turun dari pesawat, Paus Fransiskus dijemput oleh mobil Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid berwarna putih dengan plat nomor SCV 1. Pihak Toyota mengungkap bahwa pilihan menggunakan mobil Toyota Innova tersebut datang dari Paus Fransiskus sendiri. Bahkan, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius  Suharyo mengkonfirmasikan bahwa Paus memilih menggunakan mobil yang banyak digunakan oleh orang kebanyakan. Akhirnya, jadilah digunakan mobil yang banyak digunakan oleh masyarakat, Toyota Innova. Melansir laman resmi Toyota, harga mobil Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, dibanderol mulai Rp 477.600.000 untuk varian terendah, hingga Rp 633.600.000 untuk varian tertinggi. Soal harga, mobil yang dipakai Sri Paus tersebut jauh lebih murah ketimbang harga mobil dinas Menteri Kabinet Indonesia Maju maupun para pejabat. Diketahui bahwa para Menteri Kabinet Indonesia Maju mendapatkan kendaraan dinas berupa Toyota Crown 2.5 HV G-Executive yang dibanderol sekitar Rp 778 juta, namun saat diimpor ke Indonesia, harganya bisa mencapai Rp 1,5 miliar. Sementara itu, para pejabat di Indonesia rata-rata menggunakan mobil Toyota Alphard, baik untuk mobil dinas maupun pribadi. Harga mobil Alphard pun jelas jauh lebih mahal ketimbang mobil Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid yang digunakan Paus Fransiskus. Misalnya, All New Alphard Hybrid, dibanderol sekitar Rp 1,4 miliar. 
Saat perjalanan menuju Kedutaan Besar Vatikan, Paus Fransiskus tertangkap kamera sedang mengenakan jam tangan murah merk CASIO classic quartz model MQ24-7B, jam tangan yang di Shopee masih ada yang jualnya, yaitu Rp 168 ribuan saat sale dari harga asli Rp 250 ribu. Kebiasaan memakai barang murah sudah dimiliki oleh Paus Fransiskus sejak lama. Sewaktu terpilih menjadi Paus Fransiskus di bulan Maret tahun 2013, Kardinal Jorge Mario Bergoglio menggunakan jam tangan merk SWATCH, classic model SUOB705. Jam SWATCH itu memiliki harga sekitar US$ 55, atau ekuivalen Rp850 ribuan dengan kurs sekarang. Model ini keluaran dekade 1990-an. Mengapa beliau ganti jam tangan dari SWATCH ke CASIO? Pada pertengahan tahun 2021, jam SWATCH itu direlakan oleh Paus untuk dilelang supaya bisa membantu Yayasan Brian LaViolette Scholarship, yang didirikan oleh keluarga LaViolette.
Misi Yayasan ini adalah “untuk memberi dukungan finansial bagi anak-anak yang sedang menempuh pendidikan di SMA.” Yayasan ini dibuat untuk menghormati anak dari keluarga LaViolette, yaitu Brian, yang meninggal saat berusia 15 tahun. Saat dilelang, jam tangan itu laku pada harga US$ 56,250 atau sekitar Rp 868 juta. Harganya naik 1022 kali lipat dari harga belinya. Jadi, harga lelang kondisi bekas jam tangan SWATCH model SUOB705 itu setara dengan 3 buah jam tangan Rolex Datejust 41 dengan kondisi unworn, yang sekitar US$ 18 ribuan per piece. Karena Paus Fransiskus tidak menikmati hasil lelang itu, beliau kemudian membeli jam tangan baru, yang merek CASIO model MQ24-7B itu. 
Cerita lain dari yang dipakai oleh Paus Fransiskus dikisahkan oleh Kardinal Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta. Ia mengaku tak sengaja memperhatikan sepatu yang dipakai Paus Fransiskus saat menyambutnya di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa siang. Kemudian, ia memperhatikan sepatu Paus.  Ia menuturkan sepatu yang dipakai Paus Fransiskus saat mendarat di Indonesia terlihat seperti sepatu lama berwarna hitam dengan banyak lekukan. Menurut tradisi dalam Gereja Katolik, Paus biasanya memakai sepatu merah. Sepanjang sejarah Gereja Katolik, warna merah sengaja dipilih untuk mewakili darah para martir Katolik yang ditumpahkan selama berabad-abad mengikuti jejak Kristus. Sepatu kepausan berwarna merah juga dihubungkan dengan kaki Kristus sendiri yang berlumuran darah ketika Ia didorong, dicambuk, dan didorong di sepanjang Via Dolorosa dalam perjalanan menuju penyaliban, yang berpuncak pada penindikan tangan dan kaki-Nya di kayu salib. Sepatu merah juga melambangkan penyerahan Paus kepada otoritas tertinggi Yesus Kristus. Selain itu, dikatakan bahwa sepatu kepausan berwarna merah juga menandakan kasih Tuhan yang membara terhadap umat manusia seperti yang ditunjukkan pada hari Pentakosta ketika jubah merah dipakai untuk memperingati turunnya Roh Kudus ke atas para rasul ketika lidah api hinggap di kepala mereka. Sepatu merupakan salah satu atribut berwarna merah yang dikenakan oleh Paus setelah Paus Pius VI mengubah pakaiannya dari merah menjadi putih.  Selain sepatu, atribut berwarna merah yang tersisa adalah camauro (penutup kepala berwarna merah dengan tepian putih), mozetta (penutup bahu berwarna merah dengan tepian putih), dan mantel luar (mantel lebar berwarna merah). Namun, Paus Fransiskus ini memilih memakai sepatu warna hitam karena tidak ingin menonjolkan diri. Pemakaian sepatu hitam menjadi isyarat simbolis yang mewakili penghayatan Paus Fransiskus pada kerendahan hati dan kesederhanaan. Paus Fransiskus memilih untuk menghindari kebiasaan memakai atribut istimewa tersebut demi penampilan yang lebih sederhana dan membumi.
Dari semua hal yang dipakai oleh Paus Fransiskus ini, saya merefleksikan satu hal. Paus Fransiskus ingin meng-endorse kita untuk bahagia sebagai orang biasa. Kepada orang Indonesia, tampaknya ia ingin berseru, “Berbahagialah dengan kehidupanmu sebagai orang biasa.” Ia berbicara bukan dengan kata-kata tetapi dengan apa yang dipakainya. Saya menjadi ingat dengan kata-kata ini, “Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, sukailah apa yang kamu miliki.” Semoga kita boleh berbahagia sebagai orang biasa. Terimakasih Paus Fransiskus atas yang engkau pesankan melalui yang engkau kenakan.

Sumber Gambar:

1 komentar:

  1. Memang Paus itu sederhana luar dalam, tidak ada pencitraan. Aku bahagia jadi orang biasa

    BalasHapus