Menyelenggarakan Kelas Whatsapp
Setelah enam minggu mengelola kelas daring dengan berbagai dinamikanya, Penjaga Podjok merasakan ada sesuatu yang kurang dalam kelasnya. Entah mengapa, selama enam minggu itu, serasa ada yang kurang dalam proses pembelajaran daring ini. Setelah dicari dan direnung-renungkan, ternyata ketemu yang membuat kurang. Kekurangan kelas daring yang selama ini dijalankan adalah interaksi dengan siswa-siswi. Selama enam minggu, dinamika yang dibangun adalah penugasan. Relasi yang dibangun selama itu adalah guru memberikan tugas dan murid merespon dengan mengerjakan tugas. Kalau relasi semacam itu yang dilakukan lagi, kemungkinan guru dan siswa akan mengalami kebosanan. Oleh karena itu, di akhir minggu keenam, Penjaga Podjok mulai berpikir bagaimana membangun dinamika baru di kelas daring yang dikelolanya. Akhirnya, diputuskan bahwa akan diadakan sesi pembahasan materi. Prinsip penyelenggaraan sesi pembahasan materi ini masih sama, yaitu 1) harus terjangkau oleh semua siswa, 2) mudah, 3) murah, serta 4) tidak terlalu menyulitkan bagi siswa maupun orangtua.
Cara yang dipilih kemudian adalah Kelas Whatsapp. Inspirasi dari Kelas Whatsapp ini adalah Kulwap. Apa itu Kulwap? Menurut pengertian yang didapat dari https://kursusku.id/blogs/Kulwap, Kulwap adalah singkatan dari Kuliah Whatssap yang dibuat oleh suatu grup untuk melakukan sharing materi yang bermanfaat. Jadi narasumber akan memberikan sharing materi di grup Whatsapp yang sudah dibuat kepada anggota yang bergabung dalam grup tersebut. Ada banyak orang yang sudah memulai Kulwap ini, bahkan ada yang bisa meraup penghasilan tambahan dari sana. Nah, belajar dari pengalaman itu, Penjaga Podjok pun menginisiasi Kelas Whatsapp sebagai model baru pembelajaran di Ruang Podjok. Kelas Whatsapp ini memungkinkan guru dan siswa untuk berinteraksi meskipun hanya lewat aplikasi Whatsapp, tapi paling tidak ada dialog yang dijalin di sana.
Lalu bagaimana teknis pembahasan materi yang dilakukan? Setiap minggu, akan diambil waktu 3 x 45 menit atau 135 menit seperti pembelajaran reguler per minggu sebagai kesempatan pembahasan tentang materi yang sudah dicatat. Sesi pembahasan materi dibagi dalam dua hari per minggu; di hari pertama 2 x 45 menit dan di hari kedua 1 x 45 menit. Jamnya pun selalu sama. Pembahasan materi untuk kelas X selalu dimulai pukul 08.30 sedangkan untuk kelas XI selalu dimulai pukul 10.30. Mengapa itu dilakukan? Supaya suasana pembahasan materi tidak terlalu melelahkan sekaligus menjaga ritme.
Pembahasan materi lewat Kelas Whatsapp ini memang tidak sangat ideal. Penjaga Podjok kadangkala mengalami bahwa yang diajar adalah kelas kosong. Artinya, tidak ada atau belum ada siswa yang join tetapi pembahasan sudah dimulai (Bisa dicek lewat siapa yang sudah membaca pesan Whatsapp saat itu juga). Tapi ya sudahlah... paling tidak sudah mencoba... Meskipun banyak hal yang dirasakan sebagai kekurangan, Kelas Whatsapp ini dirasakan cukup membantu dalam membangun relasi antara guru dan siswa. Sebenarnya, Penjaga Podjok sesekali ingin mengadakan tatapmuka melalui konferensi video, entah itu Zoom atau Google Meet. Namun, Penjaga Podjok sadar bahwa siswa-siswi yang dilayaninya tidak semua berasal dari kalangan yang mampu, bahkan kuota internet pun mungkin harus dibeli harian atau mingguan. Oleh karena itu, tampaknya untuk konferensi video belum bisa dilakukan. Mungkin besok kalau sekolah mampu menanggung seluruh pembiayaan pembelajaran daring, termasuk untuk siswa, kesempatan tatapmuka ini bisa diselenggarakan.
Kesempatan untuk menjalankan Kelas Whatsapp ini dilakukan Penjaga Podjok selama beberapa minggu: minggu ketujuh (28-30 April 2020), minggu kedelapan (4-8 Mei 2020), minggu kesembilan (11-15 Mei 2020), dan minggu kesepuluh (18-20 Mei 2020). Kelas Whatsapp minggu ketujuh sampai kesembilan diisi dengan pembahasan materi yang sudah ada dalam silabus, sedangkan minggu kesepuluh diisi dengan pembahasan kisi-kisi Ulangan Kenaikan Kelas.
Meskipun Daring, Tetap Ada Ulangan
Pembelajaran daring di Ruang Podjok memang tidak sempurna, tetapi Penjaga Podjok terus berusaha untuk membangun dinamika yang hidup. Semoga bisa terus begitu... Nah, satu hal yang tetap dilakukan di Ruang Podjok selama kelas daring ini adalah Ulangan. Ada pepatah Latin yang mengatakan, "Repetitio est mater studiorum - Pengulangan adalah induk dari proses pembelajaran." Inilah yang sangat disadari oleh Penjaga Podjok. Kalau ada siswa yang bertanya: mengapa tetap ada ulangan selama pembelajaran daring, inilah jawaban yang akan diberikan. Pengulangan itu merupakan induk dari proses belajar. Belajar itu butuh pengulangan. Jika orang belajar sesuatu tetapi tidak pernah diulangi, pembelajaran itu akan sirna. Proses pengulangan menjadi sebuah latihan dari proses pembelajaran. Salah satu pepatah Inggris menyatakan, "Practice makes perfect - Latihan itu menyempurnakan." Oleh karena itu, logikanya jelas: pengulangan itu akan menyempurnakan proses pembelajaran. Maka dari itu, di Kelas Daring Ruang Podjok, tetap ada ulangan selama pembelajaran daring ini.
Ulangan di Kelas Daring Ruang Podjok terjadi antara minggu kesepuluh (18-20 Mei 2020) dan kesebelas (26-29 Mei 2020). Ulangan untuk kelas X terjadi satu kali dan Ulangan untuk kelas XI terjadi dua kali. Selain alasan yang sudah dikemukakan di atas, ulangan di Kelas Daring Ruang Podjok bisa menjadi alat untuk mendeteksi karakter siswa. Dari ulangan yang diikuti, akan tampak mana siswa yang sungguh-sungguh dan mana siswa yang seenaknya sendiri. Sebenarnya, karakter siswa ini tidak hanya bisa dideteksi dari ulangan saja. Penjaga Podjok sebenarnya malah bersyukur dengan adanya wabah virus Corona ini. Wabah virus Corona yang membuat sekolah dipaksa berevolusi melalui pembelajaran daring ini dengan sendirinya akan menunjukkan karakter siswa yang sebenarnya: mana yang penuh perhatian, mana yang tidak perhatian, mana yang rajin, mana yang malas, mana yang belajar sungguh-sungguh, mana yang hanya rebahan, mana yang hanya main game, mana yang malas-malasan, mana yang suka sambat, mana yang gigih, mana yang hatinya baik, dan banyak lagi. Semuanya menjadi terungkap. Saya sudah pernah menulis bahwa belajar di rumah menjadi saat manusia untuk kembali menyadari jati diri sebagai manusia pembelajar. Di tengah wabah ini, saya juga semakin belajar untuk memahami karakter siswa-siswi saya melalui pembelajaran daring yang saya kelola.
Mengembangkan Administrasi Pembelajaran
Cerita lain yang mewarnai perjalanan minggu-minggu ini adalah pembuatan administrasi pembelajaran. Sudah menjadi kebiasaan bagi para guru untuk mulai menyusun perangkat adminitrasi pembelajaran ketika suatu tahun pelajaran hampir usai. Penjaga Podjok pun demikian. Di sela-sela kelas daring, Penjaga Podjok pun mengisi waktu untuk menyiapkan perangkat pembelajaran untuk tahun pelajaran baru. Tahun ini formatnya bebas... RPPnya satu lembar... sesuai dengan konsep yang diusung yaitu Merdeka Belajar. Konsep ini memang konsep yang baru sama sekali... Entah bagaimana konsep ini diimplementasikan... Namun, kebebasan yang diberikan di awal tampaknya ingin memberikan tekanan bahwa belajar itu harus dilandasi dengan sikap merdeka dan tidak terkekang. Dengan memegang penuh kebebasan dan kemerdekaan (tentu dilandasi dengan tanggung jawab), seseorang diajak untuk belajar secara maksimal. Inilah konsep yang sekilas ditangkap.
Sejalan dengan konsep Merdeka Belajar itu, Penjaga Podjok sedang menyiapkan sebuah alat bantu baru bagi siswa-siswi yang akan bergabung di Ruang Podjok. Alat bantu yang berisi materi pembelajaran ini semoga nantinya bisa membantu siswa-siswi belajar dengan merdeka, tanpa rasa terkekang, bahkan diharapkan mampu mengembangkan apa yang dipelajarinya agar bisa diterapkan dan menjadi inspirasi bagi hidup sehari-hari. Apa alat bantu itu? Tunggu saja nanti... pasti akan ditulis.
Inilah cerita Penjaga Podjok dalam mengelola kelas daring dari minggu ketujuh sampai kesebelas. Cerita apalagi yang nanti bisa dikisahkan, kita sambung di tulisan berikutnya...
Pembahasan materi lewat Kelas Whatsapp ini memang tidak sangat ideal. Penjaga Podjok kadangkala mengalami bahwa yang diajar adalah kelas kosong. Artinya, tidak ada atau belum ada siswa yang join tetapi pembahasan sudah dimulai (Bisa dicek lewat siapa yang sudah membaca pesan Whatsapp saat itu juga). Tapi ya sudahlah... paling tidak sudah mencoba... Meskipun banyak hal yang dirasakan sebagai kekurangan, Kelas Whatsapp ini dirasakan cukup membantu dalam membangun relasi antara guru dan siswa. Sebenarnya, Penjaga Podjok sesekali ingin mengadakan tatapmuka melalui konferensi video, entah itu Zoom atau Google Meet. Namun, Penjaga Podjok sadar bahwa siswa-siswi yang dilayaninya tidak semua berasal dari kalangan yang mampu, bahkan kuota internet pun mungkin harus dibeli harian atau mingguan. Oleh karena itu, tampaknya untuk konferensi video belum bisa dilakukan. Mungkin besok kalau sekolah mampu menanggung seluruh pembiayaan pembelajaran daring, termasuk untuk siswa, kesempatan tatapmuka ini bisa diselenggarakan.
Kesempatan untuk menjalankan Kelas Whatsapp ini dilakukan Penjaga Podjok selama beberapa minggu: minggu ketujuh (28-30 April 2020), minggu kedelapan (4-8 Mei 2020), minggu kesembilan (11-15 Mei 2020), dan minggu kesepuluh (18-20 Mei 2020). Kelas Whatsapp minggu ketujuh sampai kesembilan diisi dengan pembahasan materi yang sudah ada dalam silabus, sedangkan minggu kesepuluh diisi dengan pembahasan kisi-kisi Ulangan Kenaikan Kelas.
Meskipun Daring, Tetap Ada Ulangan
Pembelajaran daring di Ruang Podjok memang tidak sempurna, tetapi Penjaga Podjok terus berusaha untuk membangun dinamika yang hidup. Semoga bisa terus begitu... Nah, satu hal yang tetap dilakukan di Ruang Podjok selama kelas daring ini adalah Ulangan. Ada pepatah Latin yang mengatakan, "Repetitio est mater studiorum - Pengulangan adalah induk dari proses pembelajaran." Inilah yang sangat disadari oleh Penjaga Podjok. Kalau ada siswa yang bertanya: mengapa tetap ada ulangan selama pembelajaran daring, inilah jawaban yang akan diberikan. Pengulangan itu merupakan induk dari proses belajar. Belajar itu butuh pengulangan. Jika orang belajar sesuatu tetapi tidak pernah diulangi, pembelajaran itu akan sirna. Proses pengulangan menjadi sebuah latihan dari proses pembelajaran. Salah satu pepatah Inggris menyatakan, "Practice makes perfect - Latihan itu menyempurnakan." Oleh karena itu, logikanya jelas: pengulangan itu akan menyempurnakan proses pembelajaran. Maka dari itu, di Kelas Daring Ruang Podjok, tetap ada ulangan selama pembelajaran daring ini.
Ulangan di Kelas Daring Ruang Podjok terjadi antara minggu kesepuluh (18-20 Mei 2020) dan kesebelas (26-29 Mei 2020). Ulangan untuk kelas X terjadi satu kali dan Ulangan untuk kelas XI terjadi dua kali. Selain alasan yang sudah dikemukakan di atas, ulangan di Kelas Daring Ruang Podjok bisa menjadi alat untuk mendeteksi karakter siswa. Dari ulangan yang diikuti, akan tampak mana siswa yang sungguh-sungguh dan mana siswa yang seenaknya sendiri. Sebenarnya, karakter siswa ini tidak hanya bisa dideteksi dari ulangan saja. Penjaga Podjok sebenarnya malah bersyukur dengan adanya wabah virus Corona ini. Wabah virus Corona yang membuat sekolah dipaksa berevolusi melalui pembelajaran daring ini dengan sendirinya akan menunjukkan karakter siswa yang sebenarnya: mana yang penuh perhatian, mana yang tidak perhatian, mana yang rajin, mana yang malas, mana yang belajar sungguh-sungguh, mana yang hanya rebahan, mana yang hanya main game, mana yang malas-malasan, mana yang suka sambat, mana yang gigih, mana yang hatinya baik, dan banyak lagi. Semuanya menjadi terungkap. Saya sudah pernah menulis bahwa belajar di rumah menjadi saat manusia untuk kembali menyadari jati diri sebagai manusia pembelajar. Di tengah wabah ini, saya juga semakin belajar untuk memahami karakter siswa-siswi saya melalui pembelajaran daring yang saya kelola.
Mengembangkan Administrasi Pembelajaran
Cerita lain yang mewarnai perjalanan minggu-minggu ini adalah pembuatan administrasi pembelajaran. Sudah menjadi kebiasaan bagi para guru untuk mulai menyusun perangkat adminitrasi pembelajaran ketika suatu tahun pelajaran hampir usai. Penjaga Podjok pun demikian. Di sela-sela kelas daring, Penjaga Podjok pun mengisi waktu untuk menyiapkan perangkat pembelajaran untuk tahun pelajaran baru. Tahun ini formatnya bebas... RPPnya satu lembar... sesuai dengan konsep yang diusung yaitu Merdeka Belajar. Konsep ini memang konsep yang baru sama sekali... Entah bagaimana konsep ini diimplementasikan... Namun, kebebasan yang diberikan di awal tampaknya ingin memberikan tekanan bahwa belajar itu harus dilandasi dengan sikap merdeka dan tidak terkekang. Dengan memegang penuh kebebasan dan kemerdekaan (tentu dilandasi dengan tanggung jawab), seseorang diajak untuk belajar secara maksimal. Inilah konsep yang sekilas ditangkap.
Sejalan dengan konsep Merdeka Belajar itu, Penjaga Podjok sedang menyiapkan sebuah alat bantu baru bagi siswa-siswi yang akan bergabung di Ruang Podjok. Alat bantu yang berisi materi pembelajaran ini semoga nantinya bisa membantu siswa-siswi belajar dengan merdeka, tanpa rasa terkekang, bahkan diharapkan mampu mengembangkan apa yang dipelajarinya agar bisa diterapkan dan menjadi inspirasi bagi hidup sehari-hari. Apa alat bantu itu? Tunggu saja nanti... pasti akan ditulis.
Inilah cerita Penjaga Podjok dalam mengelola kelas daring dari minggu ketujuh sampai kesebelas. Cerita apalagi yang nanti bisa dikisahkan, kita sambung di tulisan berikutnya...