Sabtu,
20
April
2013,
sebagian
besar
anggota
keluarga
Ruang
Podjok
mengadakan
ziarah
dan
bakti
sosial
bersama
dengan
siswa-siswi
Kristen
SMK
Negeri
3
Surakarta.
Kegiatan
ziarah
itu
telah
direncanakan
sejak
lama,
paling
tidak
sejak
Januari
2013.
Tahun
ini,
kegiatan
ziarah
dan
bakti
sosial
dikoordinir
oleh
Kezia
Febe
Rosyasih
dan
mengambil
tempat
di
daerah
Ganjuran,
Bantul,
Yogyakarta.
Ganjuran
menjadi
pilihan
ziarah
dan
bakti
sosial
karena
di
sana
ada
tempat
ziarah
dan
panti
asuhan
yang
berdekatan.
Candi
Hati
Kudus
Yesus
Ganjuran
dan
Panti
Asuhan
Santa
Maria
merupakan
dua
tempat
yang
berada
dalam
kompleks
yang
sama.
Candi
Hati
Kudus
Yesus
Ganjuran
merupakan
tempat
ziarah
yang
bernuansa
budaya
Jawa
Hindu.
Di
tempat
itu,
patung
Hati
Kudus
Yesus
digambarkan
dalam
rupa
seorang
raja
Hindu
Jawa
yang
bertahta
di
dalam
candi.
Tempat
ziarah
ini
dirintis
oleh
seorang
Belanda
bernama
Tuan
Schmutzer
yang
juga
memiliki
pabrik
gula
yang
bernama
Gondanglipoera.
Devosi
keluarga
Schmutzer
yang
mendalam
kepada
Hati
Yesus
yang
Mahakudus
membuat
keluarga
ini
merintis
sebuah
tempat
doa
yang
dibuat
untuk
menghormati
Hati
Yesus
yang
Mahakudus
di
dekat
bangunan
Gereja
Ganjuran
yang
menjadi
stasi
pelayanan
dari
Yogyakarta. Secara
kebetulan,
di
tempat
itu
ada
sumber
mata
air
yang
muncul
dari
daerah
sekitar
candi.
Mata
air
itu
pun
semakin
menjadi
daya
tarik
tempat
ziarah
karena
menurut
kesaksian
banyak
orang,
air
ini
menjadi
sarana
bagi
Tuhan
untuk
memberikan
banyak
penyembuhan
kepada
orang-orang
yang
menggunakannya.
Sementara
itu,
di
dekat
Candi
Hati
Kudus
Ganjuran,
para
suster
dari
Kongregasi
Carolus
Borromeus
dipercaya
untuk
mengelola
sebuah
panti
pengobatan
dan
panti
asuhan.
Pada
zaman
misi
dulu,
hal
ini
merupakan
hal
yang
biasa
karena
para
biarawan-biarawati
itu
sering
mendirikan
tempat
karya
di
dekat
Gereja.
Di
dekat
Gereja
Ganjuran,
para
zuster
itu
pun
mendirikan
karya
pelayanan
kepada
masyarakat.
Sekarang,
karya
pelayanan
itu
berkembang
menjadi
sekolah
(SMA
Stella
Duce
Ganjuran),
rumah
sakit
(Rumah
Sakit
Santa
Elisabet),
dan
panti
asuhan
(Panti
Asuhan
Santa
Maria).
Di
sanalah
para
suster
itu
kemudian
memberikan
pelayanan
sosial
kepada
orang-orang
yang
dipercayakan
kepada
mereka.
Dua
tempat
itu
juga
yang
kami
kunjungi
hari
itu.
Hari
itu,
siswa
yang
berangkat
ada
sekitar
80-an
siswa
yang
didampingi
oleh
beberapa
guru
selain
Penjaga
Pojok,
antara
lain
Bapak
Heru
Siswanto,
Bapak
Johannes
Jatmiko
Putro,
Ibu
Fausta
Susiati,
Ibu
Veneranda
Herwijati.
Selain
itu,
ada
Bapak
Suwandi
dan
Mas
Yan
Arisandy
yang
ikut
terlibat
dalam
rombongan.
Yang
istimewa
Ibu
Kepala
Sekolah,
Ibu
Sri
Haryanti,
pun
berkenan
berangkat
bersama
rombongan
tersebut.
Sejak
pukul
06.30,
rombongan
yang
mau
berangkat
sudah
berkumpul
di
pintu
gerbang
SMKN
3.
Saat
itu,
sudah
ada
2
Bis
Pariwisata
Raya
yang
menunggu
di
depan
sekolah.
Kemudian
terjadilah
kejadian
saling
menunggu
dan
saling
mempersiapkan
sampai
pukul
07.30-an.
Kira-kira
jam
08.00,
rombongan
mulai
meninggalkan
kota
Solo.
Perjalanan
itu
ditempuh
dalam
waktu
3
jam.
Kira-kira
jam
11,
sampailah
rombongan
di
pelataran
parkir
kompleks
Gereja
Ganjuran.
Rombongan
pun
mempersiapkan
diri
untuk
mengadakan
ziarah
dan
bakti
sosial.
Sejak
berangkat,
kami
sudah
tidak
berharap
bisa
diterima
di
panti
asuhan
karena
menurut
konfirmasi
yang
diterima
sehari
sebelumnya,
panti
asuhan
sedang
repot
menjadi
tuan
rumah
Hari
Minggu
Panggilan.
Namun,
setelah
sampai
di
Ganjuran,
Suster
Kepala
Panti
Asuhan
ternyata
memberikan
kesempatan
kepada
rombongan
untuk
menjadi
tamu
panti.
Hal
ini
menjadi
mungkin
karena
beliau
ingin
mengisi
waktu
yang
longgar
dengan
menyambut
kami.
Terima
kasih
atas
sambutannya.
Sambutan
panti
berlangsung
sangat
sederhana.
Namun,
acara
sederhana
itu
membawa
kesan
yang
mendalam
bagi
kami.
Suster
Emma
bersama
dengan
sebagian
penghuni
panti
memberikan
sambutan
itu.
Di
panti
itu,
ada
sekitar
40
penghuni,
namun
karena
saat
itu
sebagian
masih
bersekolah,
penghuni
yang
menyambut
hanya
yang
ada
di
rumah
saja.
Namun,
tetap
saja
sambutan
itu
terasa
sangat
berharga.
Dalam
kesempatan
itu,
rombongan
pun
memberikan
sedikit
hal
yang
bisa
disampaikan
kepada
para
penghuni
panti
asuhan
dengan
harapan
bahwa
yang
sedikit
itu
bisa
berguna
banyak.
Kegiatan
yang
sederhana
itu
pun
harus
diakhiri
karena
tamu
yang
ditunggu
oleh
Suster
Emma
sudah
datang.
Setelah
bersalam-salaman
dengan
seluruh
penghuni
panti
yang
ada,
rombongan
pun
meninggalkan
tempat.
Selepas
dari panti, ada sebagian rombongan yang melanjutkan doa di depan
Candi Hati Kudus Yesus. Bagi orang Katolik, ziarah merupakan bagian
dari penghayatan iman. Ada dua dimensi penting dalam ziarah. Pertama,
ziarah merupakan tradisi atau kebiasaan yang sudah ada sejak lama.
Bahkan sejak abad-abad awal, telah ada orang-orang yang mengadakan
ziarah ke tempat-tempat dimana Yesus dulu berkarya. Kedua, ziarah
merupakan upaya mendekati Tuhan dan mendekatkan kepada seluruh umat
manusia. Tradisi ziarah mengingatkan manusia akan hakikatnya sebagai
manusia yang berjalan dengan manusia lain menuju kepenuhan,
keselamatan Allah.
Tradisi
ziarah ini mengungkapkan prinsip sakramen dalam Gereja Katolik, yaitu
“misteri Allah hadir menjumpai manusia melalui banyak kenyataan
dengan banyak cara.” Ada tempat-tempat yang secara istimewa telah
disentuh oleh kehadiran Allah dalam cara yang sangat unik. Karena
itu, tempat-tempat ini kemudian memiliki peran istimewa dalam membawa
orang pada perjumpaan rohani dengan Allah.
Kegiatan
ziarah
ini
bukan
hanya
monopoli
umat
Katolik
saja.
Banyak
tradisi
agama
dan
kepercayaan
lain
yang
mengajarkan
praktek
ziarah
sebagai
bagian
dari
kehidupan
imannya.
Dalam
konteks
semacam
ini,
ziarah
tampaknya
perlu
diarahkan
dalam
kerangka
untuk
mengembangkan
percamaian.
Ziarah
pun
dapat
dihayati
sebagai
wahana
bagi
banyak
orang
merasakan
kesatuan
sebagai
umat
Allah
yang
sedang
berziarah
menuju
kepadaNya.
Terima
kasih
kepada
yang
sudah
terlibat
dalam
kegiatan
ini.
Semoga
kegiatan
ini
membuat
kita
semakin
mampu
untuk
berbagi
kepada
semakin
banyak
orang
serta
menyadarkan
bahwa
kita
ini
sedang
berziarah
menuju
kepada
Allah
yang
akan
memberikan
kepenuhan
keselamatan.