Minggu, 08 Desember 2024

Catatan Kegiatan Literasi Iman: Mengenal Tahun Yubileum dalam Gereja Katolik

Luce: Maskot Tahun Yubileum 2025
Menjelang Tahun Yubileum 2025, Vatikan telah meluncurkan maskot kartun sebagai wajah ceria tahun suci Gereja Katolik yang akan datang. Maskot tersebut, diberi nama “Luce” yang berarti “cahaya” dalam bahasa Italia. Keberadaan Luce dimaksudkan untuk melibatkan audiens yang lebih muda dan memandu para peziarah melewati tahun suci. Uskup Agung Rino Fisichella, Ketua Penyelenggara Tahun Yubileum Vatikan, menggambarkan maskot tersebut sebagai bagian dari tujuan Vatikan untuk terlibat dengan “budaya pop yang sangat dicintai oleh generasi muda kita.” Maskot ini akan menjalani debutnya di ajang Lucca Comics and Games, sebuah pameran komik dan video game terkenal di Italia. Dikasteri Evangelisasi Vatikan akan menjadi tuan rumah bagi ruang yang didedikasikan untuk “Luce and Friends”. Ini adalah pertama kalinya sebuah dikasteri Vatikan berpartisipasi dalam pameran komik. Monsinyur Fisichella, yang menjabat sebagai Pro-prefek Dikasteri Evangelisasi Vatikan bagian Evangelisasi Baru, mengatakan bahwa ia berharap keikutsertaan Vatikan dalam pameran tersebut akan memungkinkan Gereja untuk menyampaikan pesan injili tentang tema pengharapan kepada generasi muda.
Luce menampilkan dirinya seperti seorang peziarah yang sedang mengenakan jas hujan, sepatu bot berlumpur, serta memegang tongkat jalan, yang menunjukkan kegigihannya menembus perjalanan penuh badai. Adapun misi utama Luce adalah membimbing para peziarah muda menuju harapan dan keyakinan dengan didampingi anjing kepercayaannya, Santino. Ikonografi dan simbol kekatolikan memenuhi penampilan Luce. Ia memakai kalung rosario di lehernya. Warna biru muda di rambutnya mengarahkan dirinya kepada warna yang sering dipakai Bunda Maria. Pada matanya ada simbol kerang yang identik dengan peziarahan ikonik Camino de Santiago dimana kerang menjadi simbol sepanjang jalan menuju Katedral Santiago. Yang ingin mendapatkan gambaran sekilas mengenai Camino de Santiago bisa melihat bisa mengintip video berikut:
Saat konferensi pers di Vatikan, di samping patung plastik Luce, Monsinyur Fisichella menggambarkan mata Luce yang bersinar sebagai simbol harapan hati. Monsinyur Fisichella menambahkan, Luce juga akan menjadi wajah paviliun Tahta Suci di Expo 2025 di Osaka, Jepang, dan akan mewakili tema paviliun Vatikan. Simone Legno, salah satu pendiri merek budaya pop tokidoki dari Italia, mendesain Luce dan “teman-teman peziarahannya” yaitu Fe, Xin, dan Sky, yang masing-masing mengenakan jaket berwarna cerah. Jas hujan pelaut kuning Luce melambangkan bendera Vatikan dan perjalanan melewati badai kehidupan. Sepatu bot maskot yang berlumpur melambangkan perjalanan yang panjang dan sulit, sedangkan tongkatnya melambangkan ziarah menuju keabadian. Legno yang mengaku sangat menyukai budaya pop Jepang berharap Luce dapat mewakili sentimen yang bergema di hati generasi muda. Luce diharapkan menjadi suntikan gairah baru kepada Gereja Katolik untuk semakin menghayati imannya secara mendalam. Keberadaan Luce tidak bisa dipisahkan dari penetapan Tahun Yubileum 2025 oleh Paus Fransiskus.

Akar Tradisi Tahun Yubelium
Tahun Yubelium mengambil inspirasi dari Tahun Yobel (Ibrani: יובל), salah satu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Secara sederhana, tahun ini dikenal sebagai tahun kelimapuluh yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan ungkapan “jubilee”. Dalam tradisi Yahudi, tahun Yobel dirayakan bersamaan dengan Hari Raya Pendamaian (Ibrani: yom kippur). Secara etimologis, asal kata Yobel tidak diketahui dengan pasti. Kata ini diduga berasal dari kata Ibrani ybl (yovel) yang bisa berarti "domba jantan," atau "tanduk domba jantan." Dalam beberapa teks Perjanjian Lama, seperti di dalam Keluaran 19:13 dan Yosua pasal 6, kata ini diyakini merujuk kepada shofar. Shofar adalah terompet yang terbuat dari tanduk domba jantan dan biasa dibunyikan pada permulaan perayaan Hari Raya Pendamaian. Perayaan ini dibuka dengan meniupkan sangkakala (shofar) yang tidak hanya menjadi tanda dimulainya perayaan, tetapi juga menjadi seruan pembebasan bagi para budak, termasuk pembebasan lahan pertanian. Secara rinci, informasi mengenai perayaan tahun Yobel dapat dibaca di dalam Kitab Imamat (Im 25:8-17).

Tahun Yubileum dalam Gereja Katolik
Tahun Yubileum merupakan tradisi penting dalam Gereja Katolik yang telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi Tahun Yubileum merupakan tradisi yang memiliki pola 25 tahun sekali. Jadi, setiap 25 tahun, Paus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik selalu menetapkan suatu tahun sebagai Tahun Yubileum. Meski demikian, Paus bisa juga menetapkan Tahun Yubileum Luar Biasa. Tahun Yubileum adalah tahun khusus untuk pengampunan dosa serta penghapusan hutan dan hukuman atas dosa. Tradisi ini diinspirasikan oleh Kitab Imamat yang menyebutkan bahwa setiap 50 tahun sekali, budak dan tawanan harus dibebaskan, hutang harus dihapuskan dan kerahiman Allah diwujudkan. Setiap 25 atau 50 tahun sekali, Gereja merayakan Yubileum sebagai momen istimewa untuk perayaan, pertobatan, dan rekonsiliasi. Tahun Yubileum yang akan datang pada tahun 2025 memiliki makna khusus, karena umat Katolik di seluruh dunia akan merayakan dengan membuka Pintu Suci di Basilika utama di Roma dan berbagai gereja lainnya di seluruh dunia. Tahun Yubileum adalah periode istimewa dalam kalender liturgi Gereja Katolik yang dirayakan setiap 25 tahun sekali. Memasuki Tahun Yubileum, umat Katolik di seluruh dunia merayakan dengan doa, pertobatan, dan perayaan, di mana fokus utamanya adalah pada pengampunan dan rahmat Tuhan yang melimpah.  
Tahun Yubileum yang berakar dalam tradisi Yahudi kuno dalam Kitab Imamat yang dirayakan setiap 50 tahun, ditandai dengan pembebasan budak, pengampunan utang, dan pengembalian properti kepada pemilik asli ini kemudian diadaptasi oleh Gereja Katolik dan pertama kali dirayakan pada tahun 1300 oleh Paus Bonifasius VIII. Ia menyatakan tahun 1300 sebagai tahun suci dimana setiap orang Katolik diajak untuk mendapatkan pengampunan dosa dengan melakukan perjalanan ziarah menuju situs-situs suci yang berada di Kota Roma. “Aku akan menganugerahkan indulgensi penuh kepada setiap orang Kristiani yang melakukan ziarah ke Roma mengunjungi makam Santo Petrus dan Santo Paulus” (Paus Bonifasius VIII). Kegiatan itu berlangsung sukses. Begitu banyak orang datang ke Roma. Sempat tercatat dalam sehari ada 30.000 orang yang datang. Giovanni Villani memperkirakan ada sekitar 200.000 peziarah datang ke Roma. Bonifasius dan para pembantunya mengelola acara itu dengan baik. Makanan berlimpah tetapi harga terjangkau. Sejak saat itu, Tahun Yubileum dirayakan secara berkala. Pada abad ke-16, Paus Paulus V menetapkan bahwa Tahun Yubileum akan diadakan setiap 25 tahun sekali, meskipun beberapa Yubileum khusus juga dirayakan pada waktu-waktu tertentu yang dianggap penting oleh para Paus. Setelah itu, setiap 25 dan 50 tahun, diadakanlah Tahun Yubileum.

Pembukaan Pintu Suci
Salah satu elemen paling mencolok dari Tahun Yubileum adalah pembukaan Pintu Suci di Basilika utama di Roma dan beberapa gereja utama lainnya di seluruh dunia. Pintu Suci bukan hanya simbolis, tetapi juga mengandung makna spiritual yang dalam bagi umat Katolik. Ketika seseorang melewati Pintu Suci dengan sikap hati yang tulus, mereka menerima indulgensi penuh, yang merupakan pengampunan atas hukuman sementara akibat dosa-dosa mereka. Ada empat Pintu Suci (Porta Sancta) yang akan dibuka di empat Basilika utama di Roma: Basilika Santo Petrus, Basilika Santo Yohanes Lateran, Basilika Santa Maria Maggiore, dan Basilika Santo Paulus di Luar Tembok. Pintu Suci hanya dibuka pada Tahun Yubileum dan ditutup kembali setelah tahun tersebut berakhir. 
Pembukaan Pintu Suci melambangkan pembukaan pintu pengampunan dan rahmat Tuhan. Umat Katolik yang melewati Pintu Suci dengan sikap hati yang tulus dan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan Gereja (seperti pengakuan dosa, komuni suci, dan doa untuk intensi Paus) dapat memperoleh indulgensi penuh, yaitu pengampunan atas hukuman sementara akibat dosa. Pembukaan Pintu Suci tidak hanya membuka akses ke pengampunan, tetapi juga menyerukan untuk melakukan perjalanan rohani yang mendalam. Ini adalah kesempatan untuk meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa dan memasuki kehidupan baru dalam Kristus. Selama Tahun Yubileum, Gereja mendorong umatnya untuk melakukan perjalanan peziarahan (ziarah) dan mengekspresikan pertobatan sejati. Mengapa orang ingin terlibat dalam Tahun Yubileum? Karena orang ingin mendapatkan kelepasan dari dosa, penghapusan akibat dosa dan berkat-berkat rohani yang lain. Harus dipahami bahwa saat itu, keselamatan jiwa dan kehidupan rohani masih memegang arti penting dan utama dalam kehidupan umat beriman. 

Tahun Yubileum Zaman Kita
Sampai sekarang, Tahun Yubileum menjadi tradisi. Orang Katolik kelahiran 1950 sampai 1980-an pasti masih ingat dengan Tahun Yubileum 2000 dimana Paus Yohanes Paulus II membawa ikon Salib Tertium Millenium yang sampai sekarang masih dipasang di berbagai tempat. Saat itu, Paus Yohanes Paulus II menandai perpindahan abad dengan mengumumkan Tahun Yubileum yang mengambil tema “Kristus Dahulu, Kini, dan Selamanya.” Persiapan Tahun Yubileum 2000 ini sudah dimulai sejak 10 November 1994 dengan diterbitkannya Surat Apostolik nerjudul "Tertio Millennio adveniente" yang ditujukan bagi seluruh uskup, klerusm dan segenap umat beriman. Generasi Katolik yang lebih muda juga pernah mengalami Tahun Yubileum. Pada tahun 2016, Paus Fransiskus mengumumkan Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman Allah yang mengambil tema “Berbelas Kasih seperti Bapa.” Penetapan tahun 2016 sebagai Tahun Yubileum Luar Biasa dinyatakan dalam Bulla "Misericordiae Vultus" yang diterbitkan oleh Paus Fransiskus pada tanggal 11 April 2015 dan ditujukan kepada siapapun yang membaca tulisan tersebut. 

Persiapan dan Perayaan Tahun Yubileum 2025
Tahun depan, Paus Fransiskus mengumumkan Tahun Yubileum dengan tema “Peziarahan Pengharapan”  aus berharap agar setiap orang Katolik bisa memberikan pengharapan yang baik kepada setiap orang dan situasi yang dijumpainya seperti Luce yang memberikan terang dalam kehidupan yang kadangkala penuh badai topan. Sebelum Tahun Yubileum dimulai, Gereja mempersiapkan umatnya dengan berbagai cara. Ini termasuk serangkaian katekese untuk membantu umat memahami makna dan pentingnya Yubileum, serta untuk mempersiapkan hati dan pikiran mereka untuk pertobatan sejati. Selain itu, berbagai kegiatan amal dan pelayanan biasanya ditingkatkan selama periode ini, sebagai ekspresi konkret dari kasih dan pengampunan yang diusung oleh Tahun Yubileum. Paus Fransiskus menjadikan tahun 2024 ini sebagai Tahun Doa untuk mempersiapkan Tahun Yubileum. Perayaan Tahun Yubileum sering kali mencakup misa-misa khusus, doa-doa bersama, dan ritual keagamaan lainnya. Di seluruh dunia, umat Katolik berbondong-bondong untuk menghadiri perayaan-perayaan ini, baik di basilika-basilika utama maupun di gereja-gereja lokal. Ini menjadi waktu yang penting bagi umat untuk merenungkan kembali iman mereka, menguatkan komitmen spiritual, dan memperdalam hubungan mereka dengan Tuhan. Bagi yang ingin menyelami lebih dalam tentang persiapan Vatikan untuk menyambut Tahun Yubileum 2025 bisa melihat video berikut:
Tahun Yubileum 2025 akan menjadi kesempatan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk memperbarui iman mereka dan merasakan rahmat Tuhan secara lebih mendalam. Tema Tahun Yubileum 2025 adalah “Peziarahan dan Pertobatan”, yang menggarisbawahi pentingnya perjalanan rohani menuju kedekatan dengan Tuhan dan perubahan hati yang sejati. Paus Fransiskus, yang dikenal dengan fokusnya pada belas kasih dan rekonsiliasi, diharapkan akan memberikan panduan dan seruan khusus kepada umat Katolik untuk memanfaatkan Tahun Yubileum ini sebagai waktu untuk memperkuat komitmen mereka terhadap iman dan pelayanan kepada sesama.
Selama Tahun Yubileum, berbagai kegiatan dan acara akan diadakan di seluruh dunia. Di Roma, ribuan peziarah akan datang untuk melewati Pintu Suci di empat Basilika utama. Gereja-gereja di seluruh dunia juga akan membuka Pintu Suci mereka, memungkinkan umat di berbagai belahan dunia untuk berpartisipasi dalam perayaan ini tanpa harus melakukan perjalanan jauh. Selain itu, konferensi, retret, dan acara doa khusus akan diadakan untuk membantu umat Katolik mendalami iman mereka dan mengalami pertobatan sejati. Gereja juga akan mendorong kegiatan amal dan pelayanan kepada orang miskin dan terpinggirkan sebagai bagian dari panggilan Yubileum untuk berbuat baik kepada sesama.
Pada tahun 2025, diharapkan bahwa perayaan Yubileum akan mendorong umat Katolik dan seluruh masyarakat untuk memperkuat solidaritas, mengatasi perpecahan, dan bekerja sama untuk kesejahteraan bersama. Pesan belas kasih dan pengampunan yang diusung dalam Tahun Yubileum sangat relevan dalam konteks dunia yang sering kali dipenuhi dengan konflik dan ketidakadilan. Tahun Yubileum 2025 dan pembukaan Pintu Suci adalah momen penting dalam kalender liturgi Gereja Katolik. Ini adalah waktu untuk perayaan, pertobatan, dan rekonsiliasi, yang menawarkan kesempatan bagi umat Katolik di seluruh dunia untuk memperbarui iman mereka dan mengalami rahmat Tuhan secara lebih mendalam. Dengan tema “Peziarahan dan Pertobatan”, Tahun Yubileum 2025 mengajak setiap orang untuk melakukan perjalanan rohani yang membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan dan sesama. Melalui pembukaan Pintu Suci dan berbagai kegiatan yang akan diadakan, diharapkan bahwa Tahun Yubileum ini akan menjadi momen transformasi pribadi dan sosial yang mendalam, menginspirasi tindakan kasih dan pelayanan yang nyata di seluruh dunia.

Makna Spiritual Tahun Yubileum
Tahun Yubileum bukan hanya perayaan seremonial, tetapi juga waktu untuk refleksi spiritual yang mendalam. Gereja mengajak umat untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama. Ini adalah waktu untuk memperbarui komitmen dalam hidup Kristiani, mengakui dosa-dosa, dan mencari jalan pertobatan. Pembukaan Pintu Suci melambangkan pintu rahmat Tuhan yang selalu terbuka bagi mereka yang datang dengan hati yang tulus. Ini adalah panggilan untuk meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa dan memasuki kehidupan baru dalam Kristus. Tahun Yubileum juga memiliki dampak sosial dan budaya yang signifikan. Sejarah menunjukkan bahwa perayaan Yubileum sering kali membawa peningkatan dalam kegiatan amal, rekonsiliasi sosial, dan perdamaian. Misalnya, Tahun Yubileum 2000 di bawah Paus Yohanes Paulus II menjadi momen penting untuk mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian dunia.
Mengapa harus ada Tahun Yubelium? Tahun sebenarnya diadakan untuk memperkuat iman, mendorong karya-karya amal dan persekutuan persaudaraan di dalam Gereja dan di masyarakat, dan untuk memanggil orang-orang Kristen agar lebih tulus dan koheren dalam iman mereka kepada Kristus, satu-satunya Juruselamat. Tahun Yubelium disebut Tahun Suci, bukan hanya karena dimulai, ditandai, dan diakhiri dengan tindakan-tindakan suci yang khidmat, tetapi juga karena tujuannya adalah untuk mendorong kekudusan hidup. Oleh karena itu, tujuan Tahun Yubileum pertama-tama adalah peningkatan kualitas hidup rohani sehingga umat Katolik bisa mencapai kekudusan hidup. “Jadi bagi semua jelaslah, bahwa semua orang kristiani, bagaimanapun status atau corak hidup mereka, dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup kristiani dan kesempurnaan cinta kasih… Begitulah kesucian Umat Allah akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah, seperti dalam sejarah Gereja telah terbukti dengan cemerlang melalui hidup sekian banyak orang kudus.” (Lumen Gentium 40) Dari teks tersebut, jelas bahwa setiap orang Katolik diajak untuk mengusahakan kesucian hidup dengan caranya masing-masing. Tahun Yubileum hadir untuk membantu orang Katolik dalam membangun kehidupan yang lebih suci sesuai dengan konteks zaman yang dihadapi saat ini. Semoga kita boleh terlibat untuk menghidupi semangat Tahun Yubileum 2025.
Bahan ini sudah disampaikan dalam kegiatan Literasi Iman Katolik yang diselenggarakan pada tanggal 1 November 2024:






Sumber Gambar:

Daftar Pustaka:
Anonim. "Jubilee in the Catholic Church" dalam https://en.wikipedia.org/wiki/Jubilee_in_the_Catholic_Church. Diakses 06 Desember 2024.
Anonim. "Tahun Yobel" dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Yobel. Diakses 06 Desember 2024.