Selasa, 06 November 2018

Mengumpulkan Serpih-Serpih Kisah #2

Melanjutkan kisah-kisah yang belum termuat selama ini, inilah beberapa kisah lainnya. Selamat membaca...

Terlibat dalam Menyusun Soal USBN Pendidikan Agama Katolik SMA-SMK

Tidak lama setelah Perayaan Natal Bersama terlaksana, datanglah undangan dari Kantor Kementerian Agama Kota Surakarta yang ditujukan kepada Penjaga Podjok. Dalam undangan itu tertulis bahwa Penjaga Podjok diundang sebagai salah satu orang penyusun soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional untuk Mata Pelajaran Agama Katolik tingkat SMA dan SMK. Undangan yang berasal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah itu mengharuskan Penjaga Podjok untuk meninggalkan Ruang Podjok beberapa hari untuk menunaikan tugas mulia mempersiapkan soal bagi siswa-siswi Katolik kelas XII dalam Ujian Sekolah.
Setelah mempersiapkan serangkaian tugas yang bisa dikerjakan oleh siswa-siswi yang harus ditinggalkan selama menjalankan tugas, Penjaga Podjok pun berangkat menuju Hotel Neo Candi yang berada di wilayah Gajah Mungkur, Semarang. Merupakan suatu kehormatan bagi Penjaga Podjok untuk bergabung dalam penyusunan soal USBN ini. Ada 40 orang guru yang diundang dari tingkat SMP, SMA maupun SMK dalam acara ini.
Ini merupakan kali kedua Penjaga Podjok diundang untuk menjadi tim penyusun soal USBN Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Tahun 2017, sekitar bulan Februari juga, Penjaga Podjok juga harus meninggalkan Ruang Podjok untuk bertugas menjadi salah satu penyusun soal. Saat itu, kegiatan dilaksanakan di Asrama Putri Brayat Minulya, Surakarta. Kalau tidak salah ingat, selama 2 atau 3 hari, Penjaga Podjok bersama teman-teman guru lain dari seputaran Propinsi Jawa Tengah mencoba menyiapkan soal-soal Ujian Sekolah. Berikut ini adalah dokumentasi yang sempat didapatkan Penjaga Podjok seputar kegiatan tahun 2017 yang lalu:


Acara yang berlangsung dari tanggal 20 sampai 23 Februari 2018 ini terdiri dari dua kegiatan besar. Pertama, dilakukan Persiapan Penyusunan Soal yang diisi dengan pengarahan dari Pembimas Katolik dan Kepala Kantor Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah. Setelah disampaikan beberapa pengarahan, kegiatan Penyusunan Soal USBN untuk SMP, SMA, dan SMK pun dimulai. Selama 3 hari, 40 orang guru yang diundang bekerja keras untuk menghasilkan soal yang akan digunakan dalam Ujian Sekolah. Dalam proses penyusunan soal, penyusun soal juga didampingi oleh Tim Verifikasi dari Komisi Kateketis Keuskupan Agung Semarang yang bertugas menelaah soal yang disiapkan. Puji Tuhan, soal yang harus disiapkan bisa diselesaikan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tugas mulia sudah selesai. Terima kasih atas kesempatan yang dianugerahkan Tuhan ini...   

Mengembangkan Toleransi dan Penghargaan melalui Tamasya Lintas Agama

Tidak lama setelah mengikuti kegiatan penyusunan soal di Semarang, Penjaga Podjok langsung tenggelam dalam aktivitas bersama para siswa kelas XII yang telah berjuang sekuat tenaga untuk menyusun Tugas Akhir. Tugas akhir merupakan pekerjaan yang lazim dilakukan oleh setiap orang yang akan menyelesaikan tahap pendidikannya. Melalui tugas akhir, seseorang diajak untuk mempersembahkan yang terbaik di penghujung tingkat pendidikan yang sedang dijalaninya.
Nah, tugas akhir untuk Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti tahun ini membahas tentang keberagaman hidup dalam masyarakat. Dalam tugas akhir ini, para anggota Ruang Podjok yang sudah duduk di kelas XII diminta untuk membuat suatu kisah Tamasya Lintas Agama. Tamasya Lintas Agama merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan aktivitas kunjungan dan observasi tempat ibadah atau lokasi keagamaan dalam rangka menggali kebijaksanaan yang dimiliki agama tertentu. Tamasya Lintas Agama merupakan suatu istilah yang dikenal oleh Penjaga Podjok ketika diundang oleh PaPPIRus (lihat postingan berjudul “Tamasya Lintas Agama Bersama PaPPIRus”). Hasil pertemuan itu menggerakkan Penjaga Podjok untuk mengajak setiap anggota Ruang Podjok yang sudah duduk di kelas XII untuk mengembangkan toleransi beragama. 
Setiap anggota Ruang Podjok diminta untuk mengunjungi tempat ibadah yang berbeda-beda. Satu syarat yang ditetapkan oleh Penjaga Podjok adalah tidak boleh tempat ibadah agama Kristen dan Katolik. Oleh karena itu, para anggota Ruang Podjok kemudian ada yang mengunjungi masjid, wihara, klenteng, maupun pura. Beberapa hal yang ingin dilatihkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain adalah 1) Berperilaku  santun  dengan saling menghargai sesama manusia yang diciptakan sebagai citra Allah yang bersaudara satu sama lain; 2) Berperilaku tanggung jawab sebagai anggota Gereja yang merupakan umat Allah dan persekutuan yang terbuka; dan 3) Berperilaku proaktif untuk berdialog serta bekerjasama dengan umat beragama lain. Setelah mengadakan observasi, mereka pun diajak untuk membuat Laporan Observasi dan melakukan presentasi atas kegiatan yang dilakukannya itu. Dilihat dari refleksi yang mereka buat, pengalaman Tamasya Lintas Agama ini menjadi pengalaman yang mendebarkan sekaligus menyenangkan. 










Awalnya, mereka merasa ragu-ragu untuk meninggalkan zona nyaman dan aman mereka berada di lingkungan agama sendiri. Namun, ketika mulai berinteraksi dan menyapa, tersingkaplah betapa ramahnya mereka yang menganut agama lain itu. Ya... semoga pengalaman kecil ini membuat para anggota Ruang Podjok semakin siap untuk hidup dalam keragaman dan mulai membuka wawasan mereka terhadap orang maupun pandangan yang lain. Dengan kata lain, semoga mereka tidak tergolong dalam kelompok yang “bacanya kurang banyak, maennya kurang jauh, dan pulangnya kurang pagi...”

Menemani Siswa-siswi Kelas XII dalam Doa Menyongsong Ujian Nasional


Masih bersinggungan dengan siswa-siswi kelas XII, ada kegiatan lain yang juga menjadi agenda rutin, yaitu Doa Menyongsong Ujian Nasional. Tahun ini, kegiatan itu dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Maret 2018. Saat itu, seluruh siswa-siswi kelas XII berkumpul untuk memohon kemurahan hati Allah agar mereka didampingi dalam menjalankan tugas terakhir mereka, Ujian Nasional. Memang, dalam saat-saat yang tidak mudah seperti itu, ketika seluruh usaha sudah dikerahkan, manusia hanya bisa menyerahkan segala sesuatunya kepada Sang Pencipta. Ini sudah merupakan naluri seorang yang beriman. Dan inipun menjadi sarana bagi para siswa untuk melaksanakan apa yang ditulis dalam Surat Yakobus, “Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan” (Yak 4:13-17). 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar