Rabu, 31 Oktober 2018

Mengumpulkan Serpih-Serpih Kisah #1

Beberapa waktu yang lalu, saya terlibat suatu obrolan dalam grup WhatsApp alumni Ruang Podjok. Grup alumni Ruang Podjok ini dibuat untuk mengumpulkan kembali mereka yang dalam beberapa tahun belakangan ini sempat mampir ke Ruang Podjok Kerohanian Katolik Skaga. Dalam beberapa kesempatan, mereka yang bergabung dalam grup tersebut mengenang banyak cerita dan kisah yang sempat dijalani bersama. Menanggapi hal itu, saya sebagai Penjaga Podjok pun melemparkan sebuah link yang bisa diakses untuk mengenang kembali kisah-kisah yang sudah terjadi. Penjaga Podjok pun terkesiap. Ternyata sudah lama sekali tidak menulis kisah tentang Ruang Podjok. Sepuluh bulan sudah Penjaga Podjok tidak menulis. Pembicaraan itu pun menggerakkan hati untuk kembali menulis dan mengisi laman ini... Akhirnya, selamat membaca... 

Perayaan Natal di Tengah Pekan Doa untuk Umat Kristiani Sedunia

Selalu ada pertanyaan mengapa Natalan di SMK Negeri 3 Surakarta dilakukan pada minggu ketiga bulan Januari? Banyak orang mengatakan bahwa Natalnya sudah basi. Saya mengatakan, “Ah, yo ben – Biar saja.” Saya sempat ditanya oleh Romo Daris - R.D. Agustinus Sudarisman, pastor paroki San Inigo Dirjodipuran - mengapa saya mengadakan Natalan baru bulan Januari. Ini yang menjadi jawaban saya, “Sebenarnya yang inti dalam perjumpaan ini adalah doa di salah satu hari dalam Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani. Namun, tidak lazim doa itu dilakukan tanpa judul. Oleh karena itu, dibungkuslah persekutuan doa ini dengan judul Natalan Bersama karena masih dekat bulan Desember.” Mendengar penjelasan tersebut, Romo Daris hanya manggut-manggut sambil mengatakan, “Wah... apik... apik.. – Baik... baik.” Akhirnya, terlaksanalah acara Natalan Bersama Persekutuan Umat Kristiani SMK Negeri 3 Surakarta yang terdiri dari para guru, karyawan, dan siswa-siswi. Beberapa minggu sebelum acara tersebut, panitia mulai bekerja untuk mempersiapkan segalanya mulai dari peminjaman tempat dan peralatan sampai pengurusan proposal. Puji Tuhan bahwa pengurusan proposal tidak begitu memerlukan waktu lama. Memang sempat ada kendala di sana sini tetapi secara umum, seluruh persiapan acara dapat berjalan dengan baik. 
Natalan tahun ini dijatuhkan pada hari Jumat (19/01/2018) di Gereja San Inigo Dirjodipuran karena tahun ini kegiatan dikelola oleh Kerohanian Katolik. Satu hari sebelum hari H, panitia yang dikoordinir oleh Reginatalia Cahyaning Putri Menge dari Kelas X MM 1 sudah bekerja mempersiapkan acara tersebut. 
Pada hari H, sebelum acara, Romo Daris pun ikut terlibat mempersiapkan. Beliau menyiapkan brosur yang memuat informasi mengenai Pekan Doa untuk Kesatuan Umat Kristiani. Menurut tradisi, waktu untuk menyelenggarakan Pekan Doa Untuk Kesatuan Umat Kristiani di belahan utara adalah 18-25 Januari. Tanggal-tanggal itu diusulkan oleh Paul Wattson pada tahun 1908 yang meliputi hari-hari antara Pesta Santo Petrus dan Pesta Santo Paulus, dan karena itu memiliki suatu makna simbolik. Di belahan selatan, di mana Januari merupakan hari libur, Gereja-Gereja sering memilih hari-hari lain untuk menyelenggarakan Pekan Doa, misalnya sekitar Pentakosta (yang disarankan oleh gerakan Faith and Order pada tahun 1926), yang juga merupakan tanggal simbolik oleh kesatuan Gereja (Lih. http://www.katolisitas.org/pekan-doa-untuk-kesatuan-umat-kristiani/ Diakses 22 Februari 2018). 
“Tangan kanan-Mu, Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu (bdk. Keluaran 15:1-21)” menjadi tema Pekan Doa se-Dunia untuk Persatuan Umat Kristiani dalam refleksi dan doa selama satu pekan, 18-25 Januari 2018. Tema ini lahir berdasarkan pengalaman konkret umat dan masyarakat di Karibia. Saat ini umat Kristiani dan masyarakat Karibia dari berbagai tradisi melihat tangan Tuhan aktif berkarya membebaskan mereka dari belenggu penjajahan dan perbudakan. Mereka mengalami tindakan penyelamatan Tuhan yang membawa kebebasan. Karena itulah nyanyian Musa dan Miriam (Kel 15: 1-21) yang merupakan nyanyian kemenangan atas penindasan, dijadikan tema pekan doa itu untuk 2018. Tema ini telah diangkat dalam himne “The Right Hand of God” yang ditulis dalam sebuah lokakarya Konferensi Gereja-Gereja di Karibia bulan Agustus 1981, dan telah menjadi “lagu kebangsaan” gerakan ekumenis di wilayah itu, yang diterjemahkan ke dalam sejumlah bahasa berbeda. Tangan kanan Tuhanlah yang membawa orang keluar dari perbudakan, memberi harapan dan keberanian yang terus-menerus kepada umat-Nya. Itulah yang terus membawa harapan kepada umat dan masyarakat di Karibia. Dalam menyaksikan harapan bersama ini, Gereja-Gereja bekerja sama untuk melayani semua orang di wilayah itu, terutama yang paling rentan dan terbengkalai. Dalam kata-kata nyanyian rohani, “tangan kanan Allah sedang menanam di tanah kita, menanam benih kebebasan, harapan dan cinta”, mereka mengalami tangan kanan Tuhan yang menyelamatkan. Berdasarkan pengalaman itu, dalam rangka pekan doa 2018, Dewan Kepausan untuk Persatuan Umat Kristiani (Vatikan, Katolik Roma) dan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (Gereja-Gereja Protestan) bekerjasama mempersiapkan bahan-bahan renungan yang dibagikan kepada umat Kristiani. Bahan-bahan itu kemudian diterbitkan sesuai situasi dan konteks pengalaman di Indonesia dalam rupa booklet dan brosur untuk didistribusikan ke paroki-paroki, komunitas-komunitas religius serta gereja-gereja Kristen (Lih. http://penakatolik.com/2018/02/04/gerakan-pekan-doa-untuk-persatuan-umat-kristiani-di-kas-makin-berkembang/ Diakses 22 Februari 2018). Brosur inilah yang kemudian dibagikan oleh Romo Daris kepada yang hadir saat itu.
Setelah prosesi penyalaan lilin, Romo Daris memulai renungannya dengan pertanyaan, “Apa tandanya kalau damai sejahtera memerintah dalam hati kita?” Yang menjadi tanda adalah pengembangan tiga keutamaan (iman, harapan, dan kasih). Iman yang dipunyai ada 2 macam, yaitu 1) iman akan penciptaan yang membimbing kita pada kesadaran bahwa Tuhan itu adalah asal dan tujuan hidup serta 2) iman akan penebusan yang menyadarkan kita bahwa Tuhan mau mengajari kita sebagai manusia yang benar karena Tuhan sudah menjadi manusia. Harapan mengandung cita-cita atau hal-hal yang kita tunggu di depan. Ada nasehat yang mengajak kita untuk menggantungkan cita-cita setinggi mungkin. Kasih berarti memberikan segala sesuatu sepenuhnya. Yang dapat mencintai sepenuhnya hanyalah Allah. Manusia dapat mengusahakan untuk mencapai kasih yang sempurna seturut kemampuannya. Dalam mengembangkan tiga keutamaan ini, perlu diingat nasehat ini, “Ad mayora natur sum – Aku dilahirkan untuk membuat hal-hal  yang besar.” Setiap orang yang lahir ke dunia ini memang diciptakan untuk membuat hal-hal yang besar. Seperti Tuhan Yesus Kristus yang memang lahir untuk membuat hal-hal yang besar, tampaknya setiap orang perlu mencari hal-hal besar apa yang dikehendaki oleh Tuhan untuk ia perbuat.




Terima kasih kepada segenap panitia, para pendukung acara, Bapak Ibu Guru dan Karyawan, para pastor beserta karyawan-karyawati Paroki San Inigo Dirjodipuran, dan seluruh pihak yang telah membuat acara Natalan ini berjalan dengan baik. Semoga melalui semangat Natal yang ada, kita semua tergerak untuk membuat hal-hal besar dalam hidup kita.

Hadiah Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 untuk Ruang Podjok

Ada suatu kejadian yang tidak terduga untuk Ruang Podjok di awal tahun ini. Belum usai bergembira atas kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, ketika melaksanakan piket di akhir tahun 2017, Penjaga Podjok dikejutkan dengan hadiah yang tidak terduga. Pagi itu, Bapak Suwarno, penjaga sekolah yang memang tinggal di kompleks SMK Negeri 3 Surakarta, memberi kabar bahwa Ruang Podjok mendapatkan suatu kiriman. Penjaga Podjok pun agak bingung karena merasa tidak pernah memesan barang dari siapapun.
Kiriman itu diterima oleh Bapak Suwarno yang kemudian disampaikan kepada saya. Pada kemasan luar, tertulis, “Kepada Kerohanian Katolik SMK Negeri 3 Surakarta d/a Brigjend Sudiarto No. 34 Surakarta – Jateng.” Di bawahnya tertulis, “Isi: Alkitab = 40 exp” Puji Tuhan. Ini ternyata hadiah dari Tuhan yang dikirimkan melalui Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia. Saya jadi ingat, pada suatu pelatihan, entah dimana dan kapan, saya pernah diminta menuliskan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan Agama Katolik di sekolah. Saat itu, saya menulis daftar panjang berbagai keperlukan yang saya butuhkan. Sekian waktu berlalu, ternyata inilah jawaban dari daftar panjang yang saya tuliskan itu. Dengan penuh sukacita, kiriman itu kemudian saya buka dan saya tempatkan di Ruang Agama Katolik untuk membantu siswa-siswi saya dalam mendalami iman. 

Terima kasih kepada Bimas Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan sarana-prasarana untuk membantu pelayanan pendalaman iman kepada siswa-siswi Katolik di SMK Negeri 3 Surakarta. Tuhan memberkati pelayanan panjenengan semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar