Sabtu, 21 September 2019

Belajar Dari Nuh: Menyikapi Krisis Lingkungan Hidup

Seiring sejalan dengan gerak Gereja Keuskupan Agung Semarang, pada bulan September ini, Ruang Podjok pun mengadakan kegiatan pertemuan Bulan Kitab Suci Nasional atau yang populer disebut BKSN. Tema BKSN tahun ini mengikuti tema besar empat tahunan, yaitu Pewartaan Kabar Gembira di Tengah Dunia Modern. Tema besar yang diambil adalah “Mewartakan Injil di Tengah Arus Zaman” Inilah penjabaran tema tersebut: Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern (2017), Kabar Gembira di tengah Kemajemukan (2018), Kabar Gembira di tengah Krisis Lingkungan Hidup (2019), Kabar Gembira di tengah Krisis Iman dan Identitas Diri (2020). Tema BKSN tahun 2019 adalah Mewartakan Kabar Baik di Tengah  Krisis Lingkungan Hidup. Melalui tema Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini, kita diajak untuk belajar untuk melakukan tindakan yang baik terhadap alam sekitar. 
Kisah yang dipilih untuk dijadikan bahan refleksi adalah Kisah Nuh. Nuh merupakan gambaran manusia yang dipilih Allah untuk memulihkan keutuhan alam ciptaan. Kisah Nuh dimuat dalam Kitab Kejadian Bab 6 sampai 9. Kisah Nuh merupakan salah satu kisah Kitab Suci yang sangat populer. Saking populernya kisah Nuh ini membuat Wikipedia memberikan tautan tersendiri berkenaan dengan kisah Nuh dalam budaya populer. Berbagai adaptasi kisah Nuh menyebar secara luas dan dikenal dalam kehidupan manusia. Ada banyak buku, karya sinematografi, drama, permainan, maupun komposisi lagu yang bersinggungan dengan kisah Nuh ini. Beberapa buku yang bisa disebut adalah All Abroad for Ararat (1940), Doctor Dolittle and the Secret Lake (1948), The Flowering Peach (1954), The Log of the Ark (1923), dan Many Waters (1986). Beberapa film yang dapat disebut adalah Father Noah's Ark (1933), Noah (2014), 40 Days and Nights (2012), dan The Day the Earth Stood Still (2008) Syukur karena Gereja Katolik pada tahun ini juga mengambil Nuh sebagai sosok yang menginspirasi terutama berkenaan dengan sikap Gereja terhadap krisis lingkungan hidup.
Berkenaan dengan tema yang disajikan, pertemuan BKSN dilakukan dua kali sesuai jadwal kegiatan rohani yang sudah diagendakan, yaitu Jumat Pertama (6/9/2019) dan Jumat Ketiga (20/9/2019). Kisah Nuh yang meliputi 4 bab dalam Kitab Kejadian pun dibagi menjadi dua: pada Jumat Pertama, dibahas Kejadian Bab 6 dan 7 sedangkan pada Jumat Ketiga dibahas Kejadian Bab 8 dan  9. Karena kegiatan rohani yang dilakukan dibatasi oleh waktu, Penjaga Podjok pun mencoba mencari metode yang cocok untuk mendalami Kitab Suci dalam waktu singkat. Karena pusing mencari metode kesana kemari tidak ada yang sesuai, Penjaga Podjok pun mencoba metode penceritaan kembali. Dalam metode ini, peserta diminta untuk membaca bagian-bagian Alkitab dan kemudian menceritakan kembali yang dibaca dengan bahasa sendiri (Uff... metode darimana ini? Kalau tahu dosen Kitab Suci dulu, pasti dimarahi habis-habisan karena yang diterapkan aji pengawuran). Tapi nekad saja diterapkan karena Penjaga Podjok sudah bingung. Akhirnya begitulah yang terjadi.
Di pertemuan pertama, untuk memberi gambaran besar kisah Nuh, Penjaga Podjok mengajak peserta pertemuan untuk menyaksikan cuplikan video klip kisah Nuh dari film The Bible: In The Beginning. Cuplikan ini diharapkan bisa memberikan gambaran besar tentang kisah Nuh. Setelah menyaksikan video klip, peserta diminta untuk  membaca dan menceritakan kembali. Kisah Nuh yang meliputi Bab 6 dan 7 dibagi dalam empat bagian (menyesuaikan peserta yang datang, termasuk Penjaga Podjok), dibaca dan diceritakan kembali. Setelah membaca bagian yang menjadi jatahnya, masing-masing peserta menceritakan kembali dengan bahasanya sendiri. Ternyata menceritakan kembali itu tidak mudah ya... Setelah masing-masing saling menceritakan bagiannya, Penjaga Podjok membantu pengolahan refleksinya. Ini yang dipaparkan: "Kisah Nuh di bab 6 dan 7 ingin menunjukkan bagaimana Allah ingin mengakhiri sekaligus memulai. Ia mengakhiri kejahatan manusia dengan memusnahkan semuanya, tetapi Ia juga memulai babak yang baru dengan memilih seorang manusia, yaitu Nuh, untuk memulihkan keutuhan alam semesta. Meskipun alam musnah, Allah tetap memilih manusia untuk memulihkannya kembali.  Kerusakan alam yang terjadi saat ini adalah ulah manusia. Kita terlibat dalam menyumbang kerusakan alam. Namun, kita juga dipanggil untuk memulihkan kembali alam sekitar kita. Nuh juga merupakan bagian dari masyarakat saat itu dan Allah memilihnya untuk melakukan pekerjaan besar untuk memulihkan alam ciptaan." Refleksi ini mengakhiri pertemuan pertama.
Dua minggu kemudian, di pertemuan kedua, yang hadir lebih banyak. Dalam pertemuan itu, dibahas apa yang menjadi bahan pertemuan yang lalu. Setelah mengulas sebentar refleksi pertemuan yang lalu, seperti yang terjadi di pertemuan pertama, dilaukan pula metode membaca dan menceritakan kembali. Yang dijadikan bahan pertemuan kedua adalah Kejadian Bab 8 dan Bab 9. Kisah di bab 8 dan 9 dibagi menjadi lima bagian dan diceritakan kembali. Setelah masing-masing menceritakan kembali kutipan yang dibaca, Penjaga Podjok mendalami tema pertemuan kedua dengan memaparkan beberapa infografis di bawah ini:








Setelah melihat beberapa infografis ini, Penjaga Podjok lalu mengajak peserta untuk berefleksi dengan pertanyaan: "Lalu apa yang dapat kita lakukan?" Untuk menjawab itu, Penjaga Podjok mengajak peserta melihat dua cuplikan video klip berjudul Berkat Sadiman Air Mengalir dan Menikmati Nyamannya Suroboyo Bus, Bayar Tiket dengan Sampah. Harapannya, dua videoklip ini bisa memberi inspirasi untuk menentukan apa yang mau dilakukan. Kiranya bahan BKSN tahun ini bisa menggugah kesadaran para anggota Ruang Podjok untuk bersikap yang tepat untuk membantu masyarakat dunia mengatasi krisis lingkungan hidup.



Infografis yang dipakai dalam postingan ini antara lain diambil dari beberapa sumber: http://jasapowerpoint.com/wp-content/uploads/2019/03/Infografis-Penghasil-Sampah-Plastik-Terbesar-di-Dunia.png, 
https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/ouQhXLpJBWhWrWuCmgxsk1kxF4g=/640x853/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2480544/original/034339100_1543313523-HL_Sampah_Laut.jpg, 
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2018/11/22/7a2309a1-f1b4-489c-b194-2a2085b1ab71.gif?a=1, 
https://asset.kompas.com/crops/iRT4vRvfE_BF895fBIr660oLjZU=/96x104:864x616/750x500/data/photo/2019/09/15/5d7e0ebf2e33c.jpg, 
https://www.google.com/url?sa=i&source=imgres&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwj2yvXD4t7kAhUWXSsKHfvyBXUQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Finfografik%2F2015%2F12%2F17%2Frp-221-triliun-kerugian-akibat-kebakaran-hutan&psig=AOvVaw1YD31_WflMlQ21ZTmmp9EF&ust=1569047221449310
Terima kasih kepada yang sudah mengunggahnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar