Maria itu orang kudus paling populer dalam
Gereja Katolik, bahkan mungkin bagi seluruh dunia. Jika kita mencari berapa versi lagu
Ave Maria, kita akan menemukan ratusan versi. Setidaknya, ada beberapa versi
yang lazim dinyanyikan, antara lain: Ave Maria Schubert, Ave Maria Bach Gounod,
dan Ave Maria Caccini. Gereja Katolik menempatkan Maria secara istimewa.
Dikatakan bahwa “De Maria numquam satis – Berbicara tentang Maria tidak akan
ada habisnya.” Gereja Katolik mengakui peran istimewa Maria dalam rencana
keselamatan Allah serta merefleksikan dan meneladan pribadi Maria. Maria berada
di posisi antara manusia dan Allah. Lewat Maria, umat Katolik memohonkan
karunia keselamatan dan merasakan kedekatan dengan Allah. Oleh karena itu,
praktek kebaktian terhadap Maria tumbuh dan berkembang di kalangan umat
Katolik.
Awal
Mulanya
Pada
dua abad pertama, Maria belum dihormati seperti sekarang, meskipun saat itu
sudah ada penghormatan kepada para rasul dan martir. Penghormatan kepada para
rasul dan para martir itu didasarkan pada tindakan mereka yang mengikuti Yesus
dalam kematian (Mrk 8:34 dan Luk 14:27). Penghormatan kepada Maria mulai muncul
sejak abad 2. Saat itu, diinspirasikan oleh peran Kristus sebagai Adam baru (Rm
5:12-21), berkembanglah pandangan Maria sebagai Hawa baru yang turut membawa
keselamatan karena ketaatannya kepada Allah. Gelar Hawa baru yang diterapkan
kepada Maria diungkapkan oleh Santo Yustinus Martir (+ 163 M). “Hawa ditipu
oleh ucapan malaikat yang jahat sehingga ia tidak taat kepada perintah Allah dan semua itu membawa kematian,
sedangkan Maria, Perawan yang setia
memperhatikan perkataan malaikat dengan baik sehingga dengan kesediaannya
melahirkan Sumber Kehidupan bagi dunia.” Bahkan, Santo Hieronimus (+ 419 M)
menyatakan, “Kematian ada melalui Hawa, kehidupan lahir melalui Maria.” Lukisan dinding paling awal tentang Perawan Maria dibuat pertengahan abad 2 dan
ditemukan di Katakombe Priscilla.
Doa
Awali untuk Maria
Penghormatan
kepada Maria semakin lazim mulai abad 3 seiring semakin lazimnya penghormatan
kepada orang-orang kudus. Bahkan, sekitar tahun 250, sudah muncul doa “Di Bawah
Perlindunganmu,” sebuah doa singkat untuk memohon perlindungan kepada Maria. Teks
paling awal doa ini ditemukan dalam liturgi Natal Gereja Ortodox Koptik dan
tertulis dalam bahasa Yunani. Doa tersebut digunakan baik dalam liturgi Gereja
Koptik maupun ritus Konstantinopel, Ambrosius, dan Romawi sampai sekarang.
Dokumen ini pertama kali dimuat dalam buku Catalogue of the Greek and Latin Papyri in the John Rylands Library,
III,Theological and Literacy Texts, Manchester pada
tahun 1938. Doanya kurang lebih seperti berikut, “Kami mengungsi ke
dalam perlindungan-Mu, ya Bunda Allah yang Amat Suci; janganlah menganggap
remeh permohonan yang kami panjatkan dalam kesesakan ini, tetapi lepaskanlah
kami selalu dari segala marabahaya, ya Perawan yang mulia dan terberkati.
Amin.” Jejak-jejak doa ini terekam
dalam kidung-kidung yang digunakan dalam Ibadat Penutup (Completorium) seperti
dinyatakan dalam kidung berikut ini: “Santa Maria, Bunda Kristus, kami
berlindung padamu, janganlah mengabaikan doa kami bila kami dirundung nestapa,
bebaskanlah kami selalu dari segala mara bahaya, ya Perawan yang terpuji”
atau “Salam ya Ratu, Bunda yang berbelas kasih, kami semua memanjatkan
permohonan, kami amat susah, mengeluh mengesah, dalam lembah duka ini. Ya
Ibunda, ya Pelindung kami, limpahkanlah kasih sayangmu yang besar kepada kami.
Dan Yesus Puteramu yang terpuji itu, smoga Kautunjukkan kepada kami, o Ratu, o
Ibu, o Maria, Bunda Kristus.”
Perkembangan
Ajaran Iman
Sejak
abad keempat, para teolog mulai memikirkan hubungan antara Yesus dan BundaNya.
Ajaran yang paling terkenal pada masa itu adalah ajaran mengenai Maria sebagai
Bunda Allah atau Theotokos yang dikeluarkan oleh Konsili Efesus pada tahun 431.
Sekitar tahun 430, dibuatlah mosaik pada Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. Dalam
mosaik itu, belum ada halo (lingkaran kudus) di sekitar kepala Maria. Bisa
disimpulkan bahwa Maria saat itu belum begitu populer sebagai orang yang
dikuduskan. Mulai abad 5, dirayakanlah beberapa pesta Santa Maria seperti
Kelahiran Maria (8 September), Kabar Sukacita (25 Maret), dan Yesus
Dipersembahkan ke Kenisah (2 Februari). Saat itu, lagu dan madah pujian bagi
Maria mulai disusun. Seiring dengan itu, lukisan-lukisan mengenai Maria mulai
dibuat. Awalnya, lukisan Maria selalu digambarkan dengan Puteranya. Lama-lama,
mulai abad 6, Maria banyak digambarkan sendiri sebagai Ratu. Berikut ini adalah
beberapa kisah seputar lukisan tentang Maria:
1)
Eudokia (istri Theodosius II, + 460) mengirimkan lukisan
“Bunda Allah" yang diberi nama Ikon Hodegetria dari Yerusalem kepada Pulcheria, puteri
Kaisar Arcadius
2)
Gereja
Santa Maria Antiqua memiliki lukisan yang menggambarkan Maria menerima kabar gembira yang dibuat antara tahun 565-578
3) Pada abad 6,
dilukislah sebuah ikon Maria yang tersimpan di Biara Santa Katarina
4) Ukiran tentang Maria dari gading dibuat sekitar tahun 800 sebagai sampul buku Kodeks Aureus dari Lorsch, Jerman
5) Pertapaan Vatopedi,
Gunung Athos, Yunani menyimpan sebuah ikon Maria yang dibuat sebelum tahun 870
6) Evengelarium
Svanhild memiliki sampul lukisan Maria yang dibuat antara tahun 1058-1085
7) Ikon Kristen Orthodoks Theotokos Iverskaya dibuat sekitar abad 10
8) Sekitar abad 13
dibuatlah ikon Maria bergaya Italo-Konstantinopel
Perkembangan
Devosi
Mulai
abad 14, para teolog, sastrawan, seniman dan umat berlomba-lomba memuji Maria
dan mengharapkan pertolongan melalui perantaraan Maria. Saat itu, mulai muncul
devosi populer kerakyatan seperti Doa Rosario, Angelus, dan Ziarah. Bahkan,
devosi saat itu kadang-kadang agak menyimpang dari akal sehat. Terimakasih
kepada kalangan Protestan karena kritikan mereka membuat Gereja Katolik kembali
memberikan arah yang benar terhadap devosi ini. Pada awal abad 19 sampai
Konsili Vatikan II, para teolog dan umat semakin memperlihatkan devosi yang besar
kepada Maria. Dalam kurun waktu ini, mulai bermunculan tempat-tempat ziarah
yang terkenal seperti: La Salette (1846), Lourdes (1858), Sendangsono (1904),
dan Fatima (1917).
Puncak
Penghormatan
Penghormatan
Gereja Katolik kepada Maria semakin berpuncak pada tahun 1854 dan 1950. Tahun 1854, Paus Pius IX mengeluarkan dogma Maria yang dikandung tanpa noda. Dosa asal pada diri Maria terhapus oleh rahmat yang luar biasa dari Tuhan. Tahun 1950,
Paus Pius XII mengeluarkan dogma Maria diangkat ke surga. Penghapusan dosa Maria memberikan dampak bahwa dia tidak dapat mati. Penghapusan dosa ini membuat Maria lepas dari hukum
kematian badan.
Pedoman
Berdevosi
Inilah
cara-cara kita menghormati Maria sepanjang masa. Devosi kepada Maria menjadi
jawaban orang beriman Katolik atas peranan Maria dalam rencana keselamatan
Allah. Sekarang, devosi terhadap Maria diatur dalam ajaran Konsili Vatikan II,
khususnya Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium artikel 52-69 (1964) dan Surat Apostolik Marialis Cultus (1974).
Bahan di atas yang telah dituliskan ini merupakan bahan sekolah iman Kerohanian Katolik SMK Negeri 3 Surakarta pada tanggal 17 Oktober 2014. Bulan Oktober adalah bulan yang dipakai oleh Gereja Katolik sebagai saat untuk menghormati Maria. Oleh karena itu, sekolah iman yang dilaksanakan bulan ini juga mengambil tema tentang Maria. Semoga bermanfaat bagi semuanya.
Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar