Selasa, 08 Juli 2014

Yang Tersisa dari Tahun Pelajaran yang Lalu


Tahun Pelajaran 2013-2014 sudah berakhir tanggal 21 Juni yang lalu dengan penerimaan laporan hasil belajar. Setelah itu, sekolah akan memasuki masa istirahat libur kenaikan kelas. Siswanya libur tapi gurunya tetap masuk untuk membantu sekolah dalam menerima peserta didik baru maupun mempersiapkan tahun ajaran baru. Baru sadar juga kalau sudah lama Penjaga Podjok tidak menulis untuk mengisi halaman-halaman ini. Oleh karena itu, Penjaga Podjok akan menuliskan kisah-kisah yang masih tersisa dari tahun pelajaran kemarin.
Setelah mengantar teman-teman kelas XII menuju garis akhir perjuangan mereka melalui Ujian Nasional di bulan April, Ruang Podjok kembali mengadakan acara Perayaan Paska dengan ziarah dan bakti sosial. Tahun ini, acara ziarah diadakan di Gua Maria Tritis Gunungkidul, Yogyakarta dan bakti sosial diadakan di Panti Asuhan Anak Seribu Pulau Palur, Karanganyar. Kedua acara tersebut berturut-turut dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Mei 2014. Kedua acara tersebut telah dapat berlangsung dengan sangat baik di bawah koordinasi ketua panitia, Rina Handayani.
Gua Maria Tritis merupakan gua alami dengan stalaktit dan stalaknit yang yang terletak di daerah Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Adapun kata “Tritis” berasal dari kata dalam bahasa Jawa yang berarti tetesan air. Kata ini diambil dari peristiwa menetesnya air dari stalaktit di gua tersebut. Air yang menetes itu kemudian ditampung dan digunakan sebagai obat. Gua ini dibiarkan alami dan terletak jauh dari perkampungan penduduk. Awalnya, gua yang terkesan sunyi dan angker ditemukan oleh salah satu anak SDK Sanjaya Giring. Ketika Romo Al. Hardjasudarma, S.J., Pastor Paroki St Petrus Kanisius Wonosari, meminta sejumlah anak sekolah di SDK Sanjaya Giring, 3 km sebelah utara gua Maria Tritis, untuk membuat gua tiruan menjelang Misa Natal pada tahun 1975, salah satu anak kemudian menyatakan bahwa ada gua alam yang sangat indah tak jauh dari rumahnya. Tahun 1979, Gua Maria Tritis diresmikan oleh Romo Lamers, S.J. dengan memasang patung Bunda Maria. Suasana di sekitar Gua Maria Tritis sangat sunyi dan hening. Keheningan tersebut sangat terasa pada saat melakukan prosesi jalan salib karena menelusuri jalan - jalan sunyi dan lengang. Sejak pembangunan Gua Maria Tritis, tempat ini ramai dikunjungi umat Katolik, khususnya selama bulan Mei dan Oktober.





Panti Asuhan Anak Seribu Pulau juga dikenal sebagai Wisma Agape. Panti asuhan ini merupakan salah satu panti asuhan Kristen yang berada di daerah Ngringo, Jaten, Karanganyar. Panti yang berdiri pada tahun 2000 ini awalnya hanya merawat 2 orang saja. Seiring berjalannya waktu, saat ini Panti Asuhan Anak Seribu Pulau ini telah merawat hampir 40-an anak dengan didampingi beberapa orang pengurus. Di sini terdapat anak-anak dari balita sampai remaja dan mereka berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Ini merupakan ciri khas Panti Asuhan Anak Seribu Pulau yang membedakan panti ini dengan panti asuhan lain. Meskipun anak-anak yang dirawat di sini berasal dari suku bangsa dan ras yang berbeda-beda, mereka semua dapat hidup rukun layaknya saudara kandung. Mereka dapat bermain bersama, tertawa bersama, menangis bersama. Sungguh suasana kerukunan yang mengharukan dan susah ditemukan di tempat lain. Di tempat ini, beberapa wakil dari teman-teman Katolik dan Kristen SMK Negeri 3 datang untuk bergembira bersama dan menyampaikan uluran kasih Paska.





Sayangnya, Penjaga Podjok tidak bisa mengikuti seluruh rangkaian acara ini. Yang bisa diikuti oleh Penjaga Podjok hanya acara tanggal 10 Mei saat mengunjungi panti asuhan. Semua itu dikarenakan Penjaga Podjok harus mengikuti Sosialisasi Kurikulum 2013 dari Kantor Wilayah Kementrian Agama Propinsi Jawa Tengah mulai tanggal 6-9 Mei 2014 di Hotel Indah Palace Solo. Ada sekitar 40 orang guru Pendidikan Agama Katolik dari SMA-SMK se-Karesidenan Kedu, Banyumas, dan Surakarta yang mengikuti kegiatan ini. Dari Kota Surakarta, ada 4 utusan: dari SMA Negeri 5, SMK Negeri 6, SMK Negeri 3, dan SMA Santo Yosef. Penjaga Podjok sangat beruntung karena menjadi salah satu utusan yang pertama kali boleh mencicipi materi seputar Kurikulum 2013 ini. Materi sosialisasi ini menjadi modal bagi guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa-siswinya di tahun pelajaran yang baru.
Ada beberapa catatan yang bisa dibagikan setelah mengikuti sosialisasi itu:
Pertama, Kurikulum 2013 merupakan pemahaman kurikulum sebagai sebuah proses. Kurikulum sebagai proses mengadopsi tahap-tahap yang ada dalam Pedagogi Ignasian atau Pedagogi Reflektif. Pedagogi Ignasian melibatkan 3 tahap, yaitu Melihat, Menilai, dan Melakukan (See, Judge, Act).
Kedua, tujuan akhir dari Kurikulum 2013 adalah Sikap, Ketrampilan, dan Pengetahuan yang Integral.
Ketiga, ada empat kompetensi inti dalam Kurikulum 2013, yaitu Sikap Religius, Sikap Sosial, Pengetahuan dan Aplikasi Pengetahuan. Dari kacamata Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sikap Spiritual membentuk karakteristik “beriman dan bertakwa”, Sikap Sosial membentuk karakteristik “berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab,”  Pengetahuan membentuk karakteristik “berilmu,” Ketrampilan membentuk karakteristik “cakap dan kreatif.”
Keempat, dalam Kurikulum 2013 ini, ada 4 karakteristik pembelajaran, yaitu 1) Menggunakan pendekatan scientific, 2) Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak, 3) Menuntun siswa untuk mencari tahu, dan 4) Menekankan kemampuan berbahasa sebagai aat komunikasi pembawa pengetahuan, pemikiran logis dan sistematis, serta kreativitas.
Kelima, dalam proses pembelajaran, ada dua pendekatan yang dipakai dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, yaitu Pendekatan Scientific dan Pendekatan Kateketis.
Keenam, Pendekatan Scientific dilakukan melalui tindakan-tindakan pembelajaran sebagai berikut: Mengamati, Menanya, Mengeksplorasi, Mengasosiasi, dan Mengomunikasikan. Tindakan-tindakan yang dilakukan siswa ini harus ada dalam setiap proses pembelajaran. Pendekatan Kateketis mewadahi pengajaran iman yang sesuai dengan arahan Gereja Katolik seturut Kitab Suci dan Tradisi.
Dalam tulisan ini, akan dibagikan pula oleh-oleh Silabus Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Katolik untuk Kelas X, Kelas XI, dan Kelas XII. Juga akan dibagikan contoh RPP baik dari Kelas X maupun Kelas XI. Semuanya bisa dilihat dari link yang telah dicantumkan. Sahabat-sahabat guru SD dan SMP yang menginginkan file Silabus Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti menurut Kurikulum 2013 untuk SD Kelas 1-6 dan SMP Kelas 7-9 dapat menghubungi saya, baik melalui blog ini maupun melalui Facebook.
Inilah kisah-kisah yang tersisa pada tahun pelajaran kemarin yang melengkapi seluruh rangkaian kisah Ruang Podjok Agama Katolik Skaga. Terimakasih dan semoga bermanfaat... Berkah Dalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar