Dua orang
murid Yohanes Pembaptis datang kepada Yesus dan bertanya: “Engkaukah yang
akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Jawab Yesus: “Pergilah
dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar
baik”
(bdk. Luk 7:22)
(bdk. Luk 7:22)
Selama
hidup di dunia ini, Yesus melakukan pekerjaan mewartakan Kerajaan Allah. Kerajaan
Allah menurut Yesus adalah sebuah tatanan
kehidupan yang membebaskan dan memberi kelegaan, keadilan, dan perdamaian bagi
semua orang, terutama yang miskin dan tertindas. Situasi semacam itu menjadi
perwujudan bahwa Allah merajai kehidupan manusia. Tatanan yang adil, damai,
sejahtera, bermartabat merupakan cita-cita Kerajaan Allah.
Dalam mewartakan Kerajaan Allah, Yesus
melakukan dua tindakan pokok, yaitu mewartakan dan berbuat. Inilah yang
diwartakan dalam Injil. Pekerjaan Yesus tampak dari “yang dilihat” dan “yang
didengar” (Luk 7:22 dan 24:9). Tema BKSN 2011 adalah Mendengarkan Tuhan
Bercerita dan tema BKSN 2012 adalah Menyaksikan Mukjizat Tuhan. Dua tema ini
berkaitan sangat erat. Dua tahun ini, kita diajak mendalami apa yang dikerjakan
oleh Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah.
Flavius Josephus, sejarawan Yahudi
abad pertama, memberi kesaksian tentang Yesus sebagai “pembuat karya-karya yang
mengagumkan” (Yun: paradoxon ergon poietes). Dalam bahasa Indonesia, peristiwa
luar biasa tersebut diterjemahkan dengan kata “mukjizat.” Meskipun demikian,
dalam teks Injil berbahasa Latin, tidak pernah ditemukan kata “miraculum.” Secara
umum, ada empat macam kelompok mukjizat: 1) Mukjizat Penyembuhan; 2) Mukjizat
Pengusiran Setan; 3) Mukjizat Menghidupkan Orang Mati; dan 4) Mukjizat Alam.
Uraian mengenai empat macam mukjizat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Mukjizat
Pengusiran Setan
Para murid
Yesus yang pertama meyakini bahwa mereka mendapatkan kuasa mengusir setan dari
Yesus sendiri sebagai bagian dari pengutusan mereka. Dalam mengusir setan,
Yesus tidak berdoa, melakukan gerak-gerik tertentu, mengucapkan mantera atau
menggunakan benda-benda tertentu. Yesus juga tidak mengusir setan atas nama
seseorang seperti yang dilakukan banyak orang. Yesus hanya membentak, menegor
dengan keras, dan mengusir setan atau roh jahat yang merasuki seseorang. Pengusiran
setan menjadi bagian integral dari seluruh karya pelayanan Yesus yang mau
membebaskan bangsa Israel dari segala penyakit dan kekuatan jahat yang
menyebabkan penderitaan dalam diri mereka. “Tetapi jika Aku mengusir setan
dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu”
(Mat 19:28)
2.
Mukjizat
Penyembuhan
Mukjizat ini
mempunyai variasi yang sangat beragam. Namun, dengan membaca kisah mukjizat
ini, kita tidak tahu persis penyakit apa saja yang sebenarnya disembuhkan oleh
Yesus. Lagipula, belum ada kriteria tertentu untuk menentukan suatu penyakit. Gambaran
yang diberikan mengenai mukjizat ini berasal dari tradisi yang berbeda-beda.
Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan kuat bahwa Yesus memang pernah
melakukan tindakan penyembuhan kepada orang yang menderita sakit pada zamannya.
3.
Mukjizat
Menghidupkan Orang Mati
Kisah
membangkitkan orang mati tidak hanya ditemukan pada kisah Yesus. Perjanjian
Lama memuat beberapa cerita tentang tokoh yang membangkitkan orang mati,
misalnya: Elia dan Elisa (1 Raj 17:17-24; 2 Raj 4:18-37). Kisah Para Rasul menceritakan
bahwa Petrus membangkitkan seorang perempuan bernama Tabita atau Dorkas (Kis
9:36-43). Dalam Injil, sebenarnya hanya ada tiga kisah yang menceritakan Yesus
membangkitkan orang mati (Mrk 5:21-43; Luk 7:1-17; Yoh 11:1-46). Dari pemaparan
tersebut, tampak bahwa setiap tradisi menyimpan kisah Yesus membangkitkan orang
mati. Dari sini, kita dapat mengatakan bahwa mukjizat menghidupkan orang mati
kemungkinan besar mempunyai dasar yang kuat pada hidup dan pelayanan Yesus. Dari ketiga kisah yang ada, ada sebuah
struktur yang sama: 1) Yesus bertemu dengan orang yang sedang sedih karena
kehilangan; 2) Yesus bertindak membangkitkan orang yang sudah mati; dan 3)
Muncul reaksi dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Dilihat dari
strukturnya, kisah mukjizat menghidupkan orang mati sebenarnya mirip dengan
kisah mukjizat penyembuhan orang sakit. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
mukjizat pembangkitan orang mati lebih berkaitan dengan kehidupan fisik di
dunia ini. Orang yang sudah mati “disembuhkan” dari “penyakit terakhir”, yaitu
kematian dan kemudian dikembalikan ke kehidupan sebelumnya di dunia.
4.
Mukjizat
Alam
Kisah mukjizat
alam tidak mempunyai ciri-ciri atau struktur yang khusus seperti mukjizat
penyembuhan atau mukjizat pembangkitan orang mati. Tidak ada alasan yang dapat
dikemukakan mengapa Yesus melakukan hal itu karena Kitab Suci tidak
menjelaskan. Yang termasuk dalam kisah-kisah mukjizat alam adalah 1) Mukjizat
Pemberian; 2) Mukjizat Penampakan Tuhan; 4) Mukjizat Penyelamatan; dan 4)
Mukjizat Kutukan. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut:
- Mukjizat Pemberian meliputi kisah yang menceritakan benda atau hal-hal tertentu tersedia dengan cara yang amat mengherankan. Contoh: Penggandaan Roti (Mrk 6:30-44) dan Perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11)
- Mukjizat
Penampakan Tuhan meliputi kisah yang menyatakan keilahian seorang pribadi
dengan jelas. Contoh: Yesus berjalan di atas air (Mrk 6:45-52; Yoh
6:16-21)
- Mukjizat
Penyelamatan meliputi kisah yang menceritakan penyelamatan entah dari
angin atau penjara. Contoh: Yesus meredakan angin ribut (Mrk 4:35-41) dan
Pembebasan rasul dari penjara (Kis 5:17-25)
- Mukjizat
Kutukan meliputi kisah yang menyebabkan suatu kerugian atau kerusakan.
Contoh: Yesus mengutuk pohon ara (Mrk 11:12-14.20-21)
Mukjizat
Penyembuhan, Mukjizat Pengusiran Setan, Mukjizat Menghidupkan Orang Mati
mempunyai kesamaan fundamental. Kisah-kisah tersebut menunjukkan bahwa orang
diselamatkan atau disembuhkan, entah dari setan, roh jahat, penyakit, atau
kematian. Sementara itu, Mukjizat Alam tidak mempunyai keseragaman apapun yang
bisa mempersatukan. Kisah-kisah ini menceritakan peristiwa-peristiwa yang
berbeda sama sekali satu sama lain.
Lalu, mungkinkah mukjizat terjadi sekarang?
Tahun 1858, di Lourdes, tempat Bunda Maria menampakkan diri kepada Bernadette
Soubirous, banyak orang mengatakan bahwa dirinya disembuhkan.
Pengakuan-pengakuan tersebut kemudian diteliti oleh sebuah panitia di Lourdes
yang disebut Lourdes Medical Bureau, yang terdiri dari para dokter dari
berbagai keahlian. Panitia ini bertugas meneliti kasus-kasus yang diajukan dan
kemudian menentukan apakah kesembuhan tersebut memang tidak bisa dijelaskan
secara medis. Penelitian ini kemudian dikirim kepada sebuah komisi yang disebut
International Lourdes Medical Committee di Paris. Komite ini terdiri dari para
ahli medis yang berpengalaman dari berbagai keyakinan. Mereka harus meneliti
lebih lanjut mengenai kasus yang diajukan. Setelah kurun waktu 5-10 tahun dan
dinyatakan secara medis tidak bisa diterangkan, kasus tersebut kemudian
dilimpahkan kepada komisi dari keuskupan yang akan berkonsultasi kepada Tahta
Suci untuk menyatakan apakah kasus tersebut bisa disebut mukjizat atau tidak.
Sejak tahun 1858 sampai sekarang, dari sekitar 7000 kasus yang masuk kategori
‘secara medis tidak dapat diterangkan’, hanya ada 67 kasus yang oleh Gereja
Katolik diakui sebagai mukjizat. Dari kisah tersebut, tampak bahwa penilaian
sesuatu dapat dikatakan mukjizat atau tidak bukanlah berdasar pada penilaian
ilmu pengetahuan, tetapi keyakinan yang dimiliki oleh seseorang. Istilah
mukjizat merupakan istilah teologis yang mewakili keyakinan seseorang setelah
ilmu pengetahuan yang dikuasainya tidak dapat menjelaskan hal-hal yang terjadi.
Akhirnya, ada pertanyaan untuk kita, “Percayakah
kita terhadap mukjizat?” Sebelum bertanya pada diri sendiri, tampaknya perlu
dipertimbangkan fakta berikut:
–
George
Gallup pada tahun 1989 menyajikan data penelitian bahwa 82 % orang Amerika
masih percaya adanya mukjizat.
–
Majalah
Newsweek Edisi 1 Mei 2000 menyatakan bahwa 84 % orang Amerika dewasa percaya
bahwa Allah mengadakan mukjizat, 48 % di antaranya mengaku pernah menyaksikan
mukjizat
Atas
pertanyaan itu, kita sendiri yang harus memberikan jawabannya secara pribadi.
Sumber Pustaka
V.
Indra Sanjaya. Menyaksikan Mukjizat Tuhan, Gagasan Pendukung & Pertemuan
Lingkungan Bulan Kitab Suci Nasional 2012. Jakarta-Semarang: Lembaga
Biblika Indonesia & Pelayanan Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung
Semarang. 2012.
Lembaga
Biblika Indonesia & Pelayanan Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang.
Menyaksikan Mukjizat Tuhan, Pertemuan Kaum Muda Bulan Kitab Suci Nasional
2012. Jakarta-Semarang: Lembaga Biblika Indonesia&Pelayanan Kerasulan
Kitab Suci Keuskupan Agung Semarang. 2012.
foto diambil dari: https://www.whitemountainpuzzles.com/images/147miracles.jpg