Tidak lama berselang setelah mengawal kegiatan Retret untuk siswa-siswi baru kelas X, Penjaga Podjok mendapat tugas dari Penyelenggara Katolik Kementrian Agama Kota Surakarta untuk mengikuti pendalaman Kurikulum 2013. Kabar mengenai tugas ini sudah diterima sejak awal bulan Juni, tetapi surat tugas baru keluar pada akhir bulan Juni. Sebenarnya, Penjaga Podjok sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 setahun yang lalu, tetapi karena ini adalah tugas dinas, dengan senang hati Penjaga Podjok mengikuti kembali pelatihan. Pelatihan selalu membawa ilmu baru yang pasti akan semakin membuat seseorang dapat melaksanakan tugasnya secara terampil dan tuntas.
Bertempat di The Sunan Hotel Surakarta, Penjaga Podjok bersama 50 guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti jenjang SD sampai SMA/SMK dari wilayah Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Purwokerto mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum 2013. Bimtek ini diselenggarakan oleh Subdit Pendidikan Dasar Ditjen Bimas Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia selama lima hari (Senin, 6/7 – Jumat, 10/7). Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Fransiskus Endang, S.H., M.M., Direktur Pendidikan Katolik Bimas Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia. Hadir pula dalam kegiatan ini para pejabat Kementrian Agama, yaitu Bapak Eusebius Binsasi, Dirjen Bimas Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia, Bapak Drs. FX. Rudy Andrianto, M.Pd., Kasubdit Pendidikan Dasar Ditjen Bimas Katolik Kementrian Agama Republik Indonesia, dan Bapak Drs. Muslim Umar, M. Ag, Kepala Kantor Kementrian Agama Kota Surakarta.
Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Katolik menyatakan visi Bimas Katolik yang ingin menjadikan warga Katolik menjadi 100 % Katolik dan 100 % Indonesia. Untuk melaksanakan visi ini, Bimas Katolik menyadari bahwa para guru menduduki peran penting dalam membangun kesadaran umat Katolik untuk memberikan sumbangan bagi Gereja dan Negara. Oleh karena itu, guru Agama Katolik perlu diberi pembekalan untuk menghadapi perkembangan pendidikan yang terjadi sehingga dapat menyampaikan pengajaran sesuai dengan ketentuan terbaru dari pemerintah. Para guru sudah seharusnya memahami konsep Kurikulum 2013 sebagai substansi, sistem, dan bidang kajian. Ditekankan juga bahwa apapun kurikulumnya, guru perlu mengambil metode yang cocok dalam memberikan pengajaran agama. Semua ini demi peningkatan pelayanan yang diberikan kepada siswa-siswi Katolik.
Selama lima hari, para guru diajak untuk mendalami roh Kurikulum 2013. Perubahan kurikulum menuntut perubahan paradigma. Guru Agama Katolik diajak untuk memahami seluk beluk Kurikulum 2013 sehingga dapat menerapkannya secara tepat. Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang khas karena kurikulumnya disusun oleh Gereja Katolik sedangkan pelaksanaannya dikoordinir oleh Gereja Katolik, Kementrian Agama, dan Kementrian Pendidikan. Dalam Bimtek ini, hadir para pembicara berskala nasional, yaitu: Bapak L. Atrik Wibawa, S.Pd., M.M. (Pengembang Kurikulum 2013 untuk Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti), RP Leo Sugiyono, MSC (Sekretaris Jenderal Komisi Kateketik KWI); dan Ibu Ratih Andjayani Ibrahim (Psikolog – Direktur Lembaga Layanan Konseling dan Pengembangan Personal Growth).
Kegiatan selama lima hari ini difokuskan terutama dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Teknik Penilaian sesuai Peraturan Pemerintah mengenai Kurikulum 2013 terbaru. Para guru pun diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompok untuk memikirkan penyusunan RPP dan implementasi penilaian dalam Pendidikan Agama Katolik. Dalam diskusi itu, para guru dibagi sesuai jenjang sekolahnya untuk memikirkan bagaimana pengajaran Agama Katolik diimplementasikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Setelah diskusi, setiap kelompok diajak untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam pleno untuk mendapat masukan dan gagasan yang mengembangkan hasil kerja yang telah dibuat.
Bagi Penjaga Podjok, kesempatan ini merupakan kesempatan untuk bertukar pengalaman, wawasan, dan berbagai masukan kreatif untuk mengembangkan pelayanan pendidikan kepada siswa-siswi Katolik. Tidak banyak yang bisa mendapatkan kesempatan semacam ini. Oleh karena itu, kesempatan seperti ini selalu dimanfaatkan untuk membuat jejaring dan berdiskusi demi pelayanan yang lebih baik kepada siswa-siswi Katolik. Terima kasih kepada Penyelenggara Katolik Kementrian Agama Kota Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung dalam pelatihan ini. Terima kasih juga kepada Ibu Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Surakarta yang telah memberikan izin, waktu dan kepercayaan kepada saya untuk mengemban tugas ini. Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar