Sebagai orang Katolik, kita kadangkala hanya
menerima saja apa yang disampaikan oleh bapak ibu prodiakon, dihomilikan oleh
romo imam pastor, dan diajarkan oleh guru agama. Iman Katolik sampai pada taraf
itu hanyalah iman yang menerima, tanpa ada keinginan untuk mencari. Dalam ujian
praktek kali ini, yang ingin dicapai adalah iman yang dewasa, iman yang
mencari, iman yang mempertanyakan, dan kemudian iman yang diungkapkan kepada
orang lain.
Ujian praktek tahun ini sudah disiapkan
cukup lama. Sudah sejak menjelang akhir semester gasal kemarin, anggota Ruang
Podjok yang hinggap di kelas XII sudah menerima informasi untuk menyiapkan
ujian praktek. Apa yang diujikan? Penjaga Podjok membuat soal semacam ini...
“Kamu diminta untuk memberikan materi
dalam salah satu sesi pengajaran iman di tingkat paroki. Tema yang diambil
bebas. Silakan mempraktekkan cara penyampaian pengajaran iman tersebut melalui
media dan sarana yang berupa: a) Panduan makalah ukuran kertas F4 sebanyak 5-10
halaman; b) Slideshow presentasi dengan teks dan gambar pendukung pengajaran iman;
dan c) Media lain – film, musik, atau gambar – yang mendukung pengajaran iman
(jika diperlukan)”
Di balik soal itu, ada kompetensi yang diuji,
yaitu: 1) Mengenal Kitab Suci dan Tradisi sebagai tolok ukur
tertinggi dari imannya; 2) Mengenal dan memahami tugas Gereja yang mewartakan
(Kerygma) sehingga merasa terpanggil untuk terlibat dalam tugas tersebut
sesuai dengan kedudukan dan peranannya.
Sebagai indikator bahwa para
anggota Ruang Podjok menguasai dua kompetensi di atas adalah bahwa siswa dapat
1) menguraikan jenis-jenis tradisi dalam Gereja Katolik; 2) menjelaskan
berbagai cara untuk mewartakan Injil
sesuai dengan peran masing-masing umat beriman; dan 3) mempraktekkan cara
pewartaan sesuai dengan peran umat beriman
Tantangan ini dijawab oleh para
anggota Ruang Podjok dengan sangat baik. Kurnia
Suliestiyani Putri (XII AK 1) memberikan pengajaran dengan judul “Santa Perawan Maria.” Anastasia Bethi Candrarini (XII AP 1)
menampilkan pewartaan seputar “Tiga
Masyarakat Gerejawi.” Sementara itu, Giyana
Margiyanti dan Rikha Saputri (XII
PM 1) mengetengahkan pemaparan dengan judul “Masa
Prapaska” dan “Menyiapkan Hidup
Berkeluarga.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar