Tidak seperti biasanya, acara perayan Natal Keluarga Besar Kristiani SMK Negeri 3 Surakata kali ini diadakan di Gereja Baptis Indonesia Gading. Terima kasih kepada pengurus GBI Gading yang telah bekerjasama dengan kami dalam menyelenggarakan perayaan Natal ini. Perayaan Natal kali ini tidak mengalami pemunduran seperti tahun kemarin, tetapi bersamaan dengan perayaan Natal yang diselenggarakan oleh Korps Pegawai Republik Indonesia Kota Surakarta. Bukan salah siapa-siapa karena memang rencana sudah disusun jauh-jauh hari dan tidak ada informasi. Akhirnya, ditempuh jalan tengah. Bapak Ibu Guru dipersilakan dengan bebas merdeka memilih ingin menghadiri perayaan yang mana. Namun, syukur ada banyak Bapak Ibu Guru Kristiani yang meluangkan waktu – meskipun harus kesana kemari – untuk menghadiri perayaan Natal SMK Negeri 3 Surakarta. Terima kasih atas dukungan Bapak Ibu Guru Kristiani SMK Negeri 3 Surakarta dalam perayaan tersebut.
Acara Natal kali ini dimulai
sekitar pukul 10.00. Seperti biasa, acara dimulai dengan puji-pujian untuk
membuka perayaan. Kali ini, beberapa siswa-siswi kelas X SMK Negeri 3 berhasil
membentuk tim musik di bawah asuhan Mas Henry, putra Bapak Heru Siswanto yang
membimbing mereka untuk mempersiapkan iringan musik untuk perayaan Natal ini.
Setelah beberapa pujian, dinyalakanlah lilin oleh Bapak Pendeta Paulus Bantara Nusantara, Bapak Sutopo Priyo Hutomo, Bapak Heru Siswanto, dan Ananda Tiwi. Tidak seperti biasanya pula, penyalaan lilin kali ini tidak diiringi dengan lagu “Silent Night” tetapi “O Holy Night.” Sesaat, suasanya Gereja terasa hening. Semua yang hadir kembali mengenangkan kehadiran Yesus Kristus dalam rupa bayi di malam yang kudus itu.
Setelah penyalaan lilin, Bapak Pendeta Paulus Bantara Nusantara menyampaikan firman Tuhan. Ia menyitir tema Natal PGI dan KWI Tahun 2014: Berjumpa Allah dalam Keluarga. Kalau Allah hadir dalam keluarga, ada kuasa Allah yang ada dalam keluarga itu sehingga keluarga dapat menjadi berkat bagi sesama. Tema ini sangat aktual karena ada banyak keluarga Kristiani saat ini yang tidak menyebarkan kasih Kristus. Ada beberapa tanda kehadiran Allah dalam keluarga: 1) Kalau Allah hadir dalam keluarga, akan ada keharmonisan dan hubungan yang baik antar keluarga; 2) Kalau Allah hadir dalam keluarga, akan ada rasa takut akan Tuhan sehingga orangtua pun dapat melaksanakan kewajibannya untuk mengenalkan Tuhan kepada anak-anak; 3) Kalau Allah hadir dalam keluarga, seluruh keluarga akan hidup dalam kebenaran. Natal berjalan setiap tahun secara rutin, tetapi yang paling penting dari Natal adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Keluarga Kristiani seharusnya menjadi berkat bagi sesama. Perubahan untuk menjadi berkat bagi sesama inilah yang perlu dibuat setelah perayaan Natal.
Setelah beberapa pujian, dinyalakanlah lilin oleh Bapak Pendeta Paulus Bantara Nusantara, Bapak Sutopo Priyo Hutomo, Bapak Heru Siswanto, dan Ananda Tiwi. Tidak seperti biasanya pula, penyalaan lilin kali ini tidak diiringi dengan lagu “Silent Night” tetapi “O Holy Night.” Sesaat, suasanya Gereja terasa hening. Semua yang hadir kembali mengenangkan kehadiran Yesus Kristus dalam rupa bayi di malam yang kudus itu.
Setelah penyalaan lilin, Bapak Pendeta Paulus Bantara Nusantara menyampaikan firman Tuhan. Ia menyitir tema Natal PGI dan KWI Tahun 2014: Berjumpa Allah dalam Keluarga. Kalau Allah hadir dalam keluarga, ada kuasa Allah yang ada dalam keluarga itu sehingga keluarga dapat menjadi berkat bagi sesama. Tema ini sangat aktual karena ada banyak keluarga Kristiani saat ini yang tidak menyebarkan kasih Kristus. Ada beberapa tanda kehadiran Allah dalam keluarga: 1) Kalau Allah hadir dalam keluarga, akan ada keharmonisan dan hubungan yang baik antar keluarga; 2) Kalau Allah hadir dalam keluarga, akan ada rasa takut akan Tuhan sehingga orangtua pun dapat melaksanakan kewajibannya untuk mengenalkan Tuhan kepada anak-anak; 3) Kalau Allah hadir dalam keluarga, seluruh keluarga akan hidup dalam kebenaran. Natal berjalan setiap tahun secara rutin, tetapi yang paling penting dari Natal adalah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Keluarga Kristiani seharusnya menjadi berkat bagi sesama. Perubahan untuk menjadi berkat bagi sesama inilah yang perlu dibuat setelah perayaan Natal.
Acara Natal kali ini
berjalan dengan sangat lancar. Rangkaian acara dari awal sampai akhir dapat
dijalani dengan baik. Sejak awal, panitia sudah khawatir kalau-kalau acara
berjalan tidak lancar karena bersamaan dengan perayaan Natal di Balaikota.
Namun, semua terlampaui dengan baik. Ibu Kepala Sekolah, Ibu Dra. Sri Haryanti,
MM., yang kehadirannya dinantikan untuk memberikan sambutan, akhirnya datang
tepat waktu sehingga panitia tidak harus mengubah susunan acara yang telah
dirancang. Dalam sambutan kali ini, Ibu Kepala Sekolah mengangkan satu tema:
bagaimana menghadirkan Allah dalam keluarga. Cara yang dapat ditempuh untuk
menghadirkan Allah dalam keluarga adalah berubah dari yang tidak baik menjadi
baik, dari yang baik menjadi lebih baik, dari yang lebih baik menjadi yang
terbaik. Yang dapat kita lakukan dalam hidup harian kita paling sederhana
adalah jangan menyakiti orang lain.
Tidak seperti biasanya pula, dalam acara Natal kali ini, semua yang hadir berdoa untuk ibunda Bapak Wiharta Raharjo yang hari itu akan dimakamkan. Semua berdoa untuk arwah yang sudah dipanggil Tuhan agar mendapatkan jalan yang lapang dan berbahagia abadi serta untuk keluarga agar diberi ketabahan dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Akhirnya, tidak ada kata lain yang bisa diucapkan
selain kata TERIMA KASIH kepada segenap panitia, Bapak Ibu Guru dan Karyawan,
seluruh siswa Kristiani dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelenggaraan
Natal ini. Seluruh perhatian dan bantuan merupakan sumbangan yang besar bagi
kami. Semoga perayaan Natal yang tidak seperti biasanya tahun ini bisa membawa
kita kepada hidup yang penuh sukacita dan hidup yang tidak seperti biasanya.
Tuhan memberkati kita semua. Berkah Dalem...